4. Mengenal Islam
🔊 Halaqah 01 | Pengertian Islam Secara Bahasa dan Syari’at
👤 Ustadz DR. Abdullāh Roy, MA
------------------------------------------------------------------------------------------------
PENGERTIAN ISLAM
• Secara bahasa:
Adalah penyerahan diri
• Secara istilah syari’at:
Adalah penyerahan ibadah hanya kepada Allāh Subhānahu Wa Ta’āla semata
Orang Nashrani dikatakan masuk ke dalam agama Islam, apabila :
– Meninggalkan penyembahan terhadap Nabi ‘Isa dan juga ibunya (Maryam).
– Hanya menyembah dan menyerahkan dirinya kepada Allāh Subhānahu Wa Ta’āla.
Seorang yang beragama Islam adalah orang yang:
– Hanya menyerahkan ibadahnya kepada Allāh semata.
– Tidak menyerahkan sebagian ibadah kepada siapapun selain Allāh, baik seorang Nabi, seorang Malaikat, jin, orang yang shalih, batu, pohon dan lain-lain.
Oleh karena itu, syarat masuk ke dalam agama Islam adalah:
⑴ Syahādat Lā ilāha illAllāh, dan juga
⑵ Syahādat Muhammad Rasūlullāh.
SYAHĀDAT LĀ ILĀHA ILLALLĀH
Artinya adalah persaksian bahwa tidak ada sesembahan yang berhak disembah dan diibadahi kecuali Allāh.
Orang yang sudah mengucapkan “Lā ilāha illAllāh” kemudian menyerahkan sebagian ibadah kepada selain Allāh, maka berarti dia :
1) Belum memahami makna Islam, atau
2) Memahami akan tetapi melanggarnya
Dan keduanya adalah musibah.
Semoga Allāh Subhānahu Wa Ta’āla memudahkan kita semua dan orang-orang yang kita cintai untuk memahami agama islam ini.
🔊 Halaqah 02 | Agama Para Nabi Adalah Islam
👤 Ustadz DR. Abdullāh Roy, MA
------------------------------------------------------------------------------------------------
👤 Ustadz DR. Abdullāh Roy, MA
------------------------------------------------------------------------------------------------
Islam yang artinya penyerahan ibadah hanya kepada Allāh Subhānahu Wa Ta’āla adalah agama para nabi.
Agama mereka satu yaitu Islam.
-Berkata Nabi Ibrāhīm ‘Alaihissalām:
أَسۡلَمۡتُ لِرَبِّ ٱلۡعَـٰلَمِينَ
“Aku ber-Islam menyerahkan diriku kepada Rabbul ‘ālamīn.” (Al-Baqarah 131)
-Beliau dan juga Nabi Ya’qub berwasiat kepada anak-anaknya.
يَـٰبَنِىَّ إِنَّ ٱللَّهَ ٱصۡطَفَىٰ لَكُمُ ٱلدِّينَ فَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنتُم مُّسۡلِمُونَ
“Wahai anak-anakku, sesungguhnya Allāh Subhānahu Wa Ta’āla telah memilih agama bagi kalian, maka janganlah kalian meninggal dunia kecuali dalam keadaan sebagai orang Islam.”(Al-Baqarah 132)
-Berkata murid-murid Nabi ‘Isa ‘Alaihissalām kepada beliau;
وَٱشۡهَدۡ بِأَنَّا مُسۡلِمُونَ
“Dan saksikanlah bahwasanya kami adalah orang-orang Islam.” (Ali ‘Imrān 52)
-Nabi Musa ‘Alaihissalām, beliau pernah berkata kepada kaumnya;
فَعَلَيۡهِ تَوَكَّلُوٓاْ إِن كُنتُم مُّسۡلِمِينَ
“Maka hendaklah kalian hanya bertawakal kepada Allāh kalau kalian benar-benar orang Islam.” (Yūnus 84)
-Di dalam suratnya, Nabi Sulaiman ‘Alaihissalām berkata kepada Ratu Balqis dan juga para pengikutnya;
أَلَّا تَعۡلُواْ عَلَىَّ وَأۡتُونِى مُسۡلِمِينَ
“Hendaklah kalian jangan sombong kepadaku dan datanglah kalian kepadaku dalam keadaan sebagai orang Islam.”
(An-Naml 31)
Inilah agama para Nabi dan juga para pengikut mereka. Dan Allāh Subhānahu Wa Ta’āla tidak menerima kecuali agama Islam.
إِنَّ ٱلدِّينَ عِندَ ٱللَّهِ ٱلۡإِسۡلَـٰمُۗ
“Sesungguhya agama yang benar di sisi Allah adalah Islam.” (Ali-Imran :19)
وَمَن يَبۡتَغِ غَيۡرَ ٱلۡإِسۡلَـٰمِ دِينً۬ا فَلَن يُقۡبَلَ مِنۡهُ وَهُوَ فِى ٱلۡأَخِرَةِ مِنَ ٱلۡخَـٰسِرِينَ
“Dan barangsiapa yang mencari selain agama Islam maka tidak akan diterima darinya dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang merugi.” (Ali-Imran :85)
Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda dalam hadits yang shahih :
الْأَنْبِيَاءُ إِخْوَةٌ لِعَلَّاتٍ وَأُمَّهَاتُهُمْ شَتَّى وَدِينُهُمْ وَاحِدٌ
“Para Nabi adalah saudara sebapak ibu-ibu mereka berbeda, dan agama mereka satu.”
(HR. Bukhari dan Muslim)
🔊 Halaqah 03 | Apa yang Membedakan di Antara Para Nabi
👤 Ustadz DR. Abdullāh Roy, MA
------------------------------------------------------------------------------------------------
👤 Ustadz DR. Abdullāh Roy, MA
------------------------------------------------------------------------------------------------
Para Nabi beragama Islam menyerahkan dirinya hanya kepada Allāh Subhānahu Wa Ta’āla, yang membedakan antara agama islam yang dibawa seorang Nabi dengan agama islam yang dibawa Nabi yang lain adalah:
⑴ Tata cara beribadah
⑵ Halal & juga haram
🔸Terkadang satu ibadah yang memiliki nama yang sama akan tetapi caranya yang berbeda.
🔸 Terkadang sesuatu yang diharamkan atas satu umat dihalalkan bagi umat yang lain.
Semuanya ini sesuai dengan hikmah dan kebijaksanaan dari Allāh Subhānahu Wa Ta’āla Dzat Yang Maha Tahu & Maha Bijaksana.
Allāh Subhānahu Wa Ta’āla berfirman :
ۚ لِكُلٍّ جَعَلْنَا مِنْكُمْ شِرْعَةً وَمِنْهَاجًا ۚ.
“Kami telah jadikan masing-masing dari kalian syari’at dan juga cara.” (Al-Maidah: 48)
Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda:
الأَنْبِيَاءُ إِخْوَةٌ مِنْ عَلاَّتٍ وَأُمَّهَاتُهُمْ شَتَّى وَدِينُهُمْ وَاحِدٌ
“Para Nabi itu adalah saudara satu bapak ibu-ibu mereka berbeda akan tetapi agama mereka satu”
(Muttafaq ‘Alaihi).
Yang dimaksud dengan “ibu ibu mereka berbeda” adalah syariat mereka berbeda.
Shalat & zakat telah disyariatkan kepada umat sebelum Nabi Muhammad shallallahu alaihi wa sallam.
Allāh Subhānahu Wa Ta’āla berfirman tentang Nabi Ismā’īl:
وَكَانَ يَأْمُرُ أَهْلَهُ بِالصَّلَاةِ وَالزَّكَاةِ
“Dan dahulu Nabi Ismā’īl menyuruh keluarganya untuk shalat & juga zakat.” (Maryam: 55)
Nabi ‘Isa ‘alaihissalām, beliau berkata:
وَأَوْصَانِي بِالصَّلَاةِ وَالزَّكَاةِ مَا دُمْتُ حَيًّا
“Dan Allāh Ta’āla telah berwasiat kepadaku untuk shalat dan juga zakat selama aku masih hidup.” (Maryam : 31)
Namun shalat di atas tanah terbuka diluar tempat khusus ibadah hanyalah disyariatkan didalam agama Islam yang dibawa Nabi Muhammad shallallāhu ‘alayhi wa sallam
Demikian pula rampasan perang diharamkan bagi umat umat sebelum kita dan dihalalkan bagi kita.
Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda:
وَجُعِلَتْ لِي الأَرْضُ مَسْجِدًا وَطَهُورًا، فَأَيُّمَا رَجُلٍ مِنْ أُمَّتِي أَدْرَكَتْهُ الصَّلاَةُ فَلْيُصَلِّ، وَأُحِلَّتْ لِي المَغَانِمُ وَلَمْ تَحِلَّ لِأَحَدٍ قَبْلِي
“Dan telah dijadikan bagiku tanah ini (bumi ini) sebagai masjid & juga alat untuk bersuci, maka siapa saja di antara umatku yang mendapatkan waktu shalat maka hendaklah dia shalat, dan telah dihalalkan bagiku harta rampasan perang dan tidak dihalalkan bagi seorangpun sebelumku.” (HR. Bukhari dan Muslim)
🔊 Halaqah 04 | Keutamaan Islam yang Dibawa Nabi Muhammad
👤 Ustadz DR. Abdullāh Roy, MA
------------------------------------------------------------------------------------------------
👤 Ustadz DR. Abdullāh Roy, MA
------------------------------------------------------------------------------------------------
Islam yang dibawa oleh Nabi kita Muhammad Shallallāhu ‘Alayhi wa Sallam memiliki banyak keutamaan yang tidak dimiliki syari’at sebelumnya, di antaranya :
⑴ SYARI’AT BELIAU SHALLALLĀHU ‘ALAYHI WA SALLAM ADALAH UNTUK SELURUH UMAT MANUSIA.
Allāh Subhānahu wa Ta’āla berfirman:
قُلۡ يَـٰٓأَيُّهَا ٱلنَّاسُ إِنِّى رَسُولُ ٱللَّهِ إِلَيۡڪُمۡ جَمِيعًا
“Katakanlah wahai manusia, sesungguhnya aku adalah Rasūlullāh untuk kalian semuanya”
( QS Al A’raf 158 )
Wajib bagi setiap orang yang mendengar diutusnya Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam untuk beriman dengan Beliau.
Barangsiapa yang tidak beriman dengan Nabi Muhammad Shallallāhu ‘Alayhi wa Sallam setelah diutusnya Beliau maka dia kafir, meskipun dia mengaku mengikuti syariat seorang Nabi sebelum Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam.
Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda :
وَالَّذِي نَفْسُ مُحَمَّدٍ بِيَدِهِ لاَ يَسْمَعُ بِي أَحَدٌ مِنْ هَذِهِ الأُمَّةِ يَهُودِيٌّ وَلاَ نَصْرَانِيٌّ ثُمَّ يَمُوتُ وَلَمْ يُؤْمِنْ بِالَّذِي أُرْسِلْتُ بِهِ إِلاَّ كَانَ مِنْ أَصْحَابِ النَّارِ
“Demi Dzat yang jiwa Muhammad ada di tangannya, tidaklah mendengar tentang diriku seorang pun dari ummat ini baik Yahudi maupun Nashrani kemudian dia meninggal dan tidak beriman dengan apa yang aku bawa kecuali dia termasuk penduduk neraka.”
(HR. Muslim)
⑵ SYARI’AT BELIAU SHALLALLĀHU ‘ALAYHI WA SALLAM ADALAH SYARIAT YANG PALING SEMPURNA.
Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda :
مَا بَقِيَ شَيْءٌ يُقَرِّبُ مِنَ الْجَنَّةِ، ويُبَاعِدُ مِنَ النَّارِ، إِلَّا وَقَدْ بُيِّنَ لَكُمْ
“Tidak sesuatu yang mendekatkan kepada surga dan menjauhkan dari neraka kecuali sudah diterangkan kepada kalian.”
(Hadits shahih diriwayatkan oleh Ath-Thabrani di dalam Al Mu’jamil Kabir )
Datang beberapa orang yahudi kepada Salman Al-Farisi radhiyallāhu ‘anhu dan mengatakan:
قَدْ عَلَّمَكُمْ نَبِيُّكُمْ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كُلَّ شَيْءٍ حَتَّى الْخِرَاءَةَ
“Nabi kalian telah mengajarkan kepada kalian segala sesuatu sampai tata cara buang air kecil.”
(HR. Muslim No.262)
Apabila permasalahan yang dianggap sepele oleh manusia diajarkan oleh Islam maka bagaimana dengan permasalahan yang lain.
Islam mengajarkan:
· ‘Aqidah kepada Allāh
· Akhlaq kepada manusia
· Tatacara berdagang
· Makanan yang halal
· Makanan yang haram
· Dan lain-lain.
Oleh karena itu seorang Muslim hendaknya bersyukur atas nikmat hidayah kepada Islam ini ketika banyak manusia yang tidak mendapatkannya.
🔊 Halaqah 05 | Maratib (Tingkatan-tingkatan) Di Dalam Islam
👤 Ustadz DR. Abdullāh Roy, MA
------------------------------------------------------------------------------------------------
🔊 Halaqah 06 | Arkanul Islam/Rukun-rukun Islam
👤 Ustadz DR. Abdullāh Roy, MA
------------------------------------------------------------------------------------------------
Yang kelima adalah menunaikan ibadah haji hukumnya wajib sekali dilakukan seumur hidup bagi orang yang mampu pergi ke sana dan seorang muslim dan juga muslimah hendaknya memberikan perhatian yang besar kepada rukun islam ini.
🔊 Halaqah 07 | Arkanul Iman/Rukun-rukun Iman
👤 Ustadz DR. Abdullāh Roy, MA
------------------------------------------------------------------------------------------------
Hendaknya seorang Muslim dan juga Muslimah memberikan perhatian yang besar terhadap 6 Rukun Iman ini.
🔊 Halaqah 08 | Pengertian Ihsan
👤 Ustadz DR. Abdullāh Roy, MA
------------------------------------------------------------------------------------------------
Semoga Allāh سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى menjadikan kita senantiasa merasa diawasi oleh Allāh dan takut kepada Allāh dimanapun kita berada.
👤 Ustadz DR. Abdullāh Roy, MA
------------------------------------------------------------------------------------------------
Halaqah yang ke-5 dari Silsilah Mengenal Agama Islam adalah tentang “Marātib (Tingkatan-tingkatan) Di Dalam Islam”.
Di dalam hadits ‘Umar bin Khaththāb radhiyallāhu ‘anhu yang diriwayatkan Imām Muslim; Datang Malaikat Jibrīl yang menjelma menjadi seorang laki-laki dengan ijin Allāh, bertanya kepada Rasūlullāh ﷺ tentang beberapa pertanyaan, diantaranya tentang “Apa itu Islam, Iman dan juga Ihsan”.
Maka Rasūlullāh ﷺ menjawab satu persatu dari pertanyaan tersebut. Kemudian di akhir hadits Rasūlullāh ﷺ berkata:
فَإِنَّهُ جِبْرِيْلُ أَتَاكُمْ يُعَلِّمُكُمْ دِيْنَكُمْ
“Sesungguhnya dia adalah Jibrīl yang datang kepada kalian, mengajarkan kepada kalian, agama kalian.”
Di dalam hadits ini disebutkan 3 tingkatan dalam agama yaitu:
- Islam
- Iman
- Ihsan
Iman lebih tinggi daripada Islam & Ihsan lebih tinggi daripada Iman.
⇒Islam berkaitan dengan amalan zhahir.
⇒Iman berkaitan dengan amalan bathin.
⇒Ihsan adalah puncak dari amalan zhahir & bathin.
✓ Orang yang sampai derajat Ihsan berarti dia telah mencapai derajat yang paling tinggi dalam Islam dan juga Iman.
Setiap orang yang beriman dia adalah orang yang Islam, tetapi tidak semua orang yang Islam, dia beriman.
Allāh سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى berfirman :
قَالَتِ الْأَعْرَابُ آمَنَّا ۖ قُلْ لَمْ تُؤْمِنُوا وَلَٰكِنْ قُولُوا أَسْلَمْنَا وَلَمَّا يَدْخُلِ الْإِيمَانُ فِي قُلُوبِكُمْ ۖ
“Berkata orang-orang Arab Badui: ‘Kami telah beriman.’ Katakanlah: ‘Kalian belum beriman.’ Dan katakanlah oleh kalian: ‘Kami telah Islam.’ Dan belum masuk Iman di dalam hati-hati kalian.” (QS Al Hujurāt: 14)
Mereka berkata di awal mereka masuk Islam bahwa mereka sudah sampai derajat keimanan.
Maka merekapun diperintahkan untuk mengatakan “Kami telah Islam” karena hakikat keimanan belum masuk di dalam hati-hati mereka.
Dan masing-masing dari tiga tingkatan tersebut memiliki rukun.
Yang dimaksud dengan rukun adalah yang terpenting/terkuat dari sesuatu.
🔊 Halaqah 06 | Arkanul Islam/Rukun-rukun Islam
👤 Ustadz DR. Abdullāh Roy, MA
------------------------------------------------------------------------------------------------
Halaqah yang ke-6 dari Silsilah Mengenal Agama Islam adalah tentang “Arkānul Īslam / Rukun-Rukun Islam”.
Syariat islam yang dibawa oleh Nabi kita ﷺ terdiri dari amalan yang dhahir dan batin. Amalan dhahir yang paling penting adalah rukun islam yang jumlahnya ada lima yang tercantum dalam sabda Nabi ﷺ,
اْلإِسِلاَمُ أَنْ تَشْهَدَ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ وَتُقِيْمَ الصَّلاَةَ وَتُؤْتِيَ الزَّكاَةَ وَتَصُوْمَ رَمَضَانَ وَتَحُجَّ الْبَيْتَ إِنِ اسْتَطَعْتَ إِلَيْهِ سَبِيْلاً
Islam adalah engkau bersyahadat Laa ilaaha illallahu dan bahwasanya Muhammad Rasulullah dan mendirikan sholat, membayar zakat, berpuasa di bulan Ramadhan dan melakukan haji apabila engkau mampu menuju ke sana (HR. Muslim).
Pertama adalah persaksian bahwa tidak ada sesembahan yang berhak disembah kecuali Allah dan sesungguhnya Muhammad Rasulullah ﷺ Maknanya telah diterangkan dalam silsilah nomor satu sampai dengan tiga.
Yang kedua adalah mendirikan sholat lima waktu dan hukumnya adalah wajib bagi setiap muslim yang dewasa dan berakal. Barang siapa yang mengingkari kewajiban sholat maka dia adalah kafir. Dan barang siapa yang meninggalkannya karena malas padahal mengakui kewajiban tersebut maka dia berada dalam bahaya yang besar, karena para ulama berselisih tentang kekafiran orang tersebut.
Yang ketiga adalah membayar zakat hukumnya adalah wajib sebagaimana sholat lima waktu hukumnya juga wajib bagi orang yang terpenuhi syarat-syarat wajibnya. Dan hikmahnya adalah membersihkan jiwa dan harta seseorang.
Yang keempat berpuasa di bulan Ramadhan wajib bagi seorang muslim yang dewasa, berakal, memiliki kemampuan dan tidak ada penghalang seperti haid dan nifas.
🔊 Halaqah 07 | Arkanul Iman/Rukun-rukun Iman
👤 Ustadz DR. Abdullāh Roy, MA
------------------------------------------------------------------------------------------------
Halaqah yang ke-7 dari Silsilah Mengenal Agama Islam adalah tentang “Arkānul Īmān / Rukun-Rukun Iman”.
Amalan bathin yang paling penting dalam syariat islam yang dibawa oleh Rasūlullāh ﷺ adalah Rukun Iman yang jumlahnya ada enam, sebagaimana sabda Nabi ﷺ ketika Beliau ditanya tentang “Apa itu iman?” :
ﺃَﻥْ ﺗُﺆْﻣِﻦَ ﺑِﺎﻟﻠﻪِ ﻭَﻣَﻼَﺋِﻜَﺘِﻪِ ﻭَﻛُﺘُﺒِﻪِ ﻭَﺭُﺳُﻮْﻟِﻪِ ﻭَﺍﻟْﻴَﻮْﻡِ ﺍﻵﺧِﺮِ ﻭَﺗُﺆْﻣِﻦَ ﺑِﺎﻟْﻘَﺪَﺭِ ﺧَﻴْﺮِﻩِ ﻭَ شَرِّهِ
“Engkau beriman kepada Allāh, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, Rasul-rasul-Nya, hari akhir dan engkau beriman dengan takdir yang baik maupun yang buruk”. (HR Muslim)
- RUKUN IMAN KE-1 | Beriman kepada Allāh.
Telah kita bahas dalam Silsilah ‘Ilmiah yang Pertama dan Kedua.
- RUKUN IMAN KE-2 | Beriman kepada malaikat. Adalah:
✓Beriman dengan keberadaannya.
✓Beriman dengan nama-nama sebagian mereka.
✓Beriman dengan sifat-sifat malaikat.
✓Beriman dengan tugas-tugas mereka yang tersebut dalam Al Qurān dan juga hadits yang shahīh.
- RUKUN IMAN KE-3 | Beriman kepada kitab-kitab Allāh. Adalah:
✓Beriman bahwa kitab-kitab tersebut berasal dari Allāh سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى berisi petunjuk bagi manusia.
✓Beriman dengan sebagian nama-nama dari kitab-kitab yang sudah Allāh turunkan seperti shuhūf Ibrāhīm, Zabur, Taurāt, Injīl dan juga Al Qurān.
- RUKUN IMAN KE-4 | Beriman kepada para Rasul. Adalah:
✓Beriman bahwa kerasulan adalah pilihan semata dari Allāh.
✓Beriman bahwasanya para Rasul adalah sebaik-baik manusia.
✓Beriman dengan beberapa kekhususan para Rasul ‘alayhimussalām.
✓Beriman bahwasanya dakwah mereka satu.
✓Dan lain-lain.
- RUKUN IMAN KE-5 | Beriman kepada hari akhir. Adalah beriman dengan segala hal yang berkaitan dengan hari akhir, seperti:
• Fitnah kubur
• Nikmat dan juga azab kubur
• Tanda-tanda dekatnya hari kiamat
• Ditiupnya sangkakala
• Kebangkitan manusia
• Sampai masuknya manusia ke dalam surga ataupun neraka.
Kemudian yang terakhir,
- RUKUN IMAN KE-6 | Beriman kepada takdir. Adalah beriman bahwasanya Allāh سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى
✓ Mengetahui segala sesuatu,
✓ Menulis segala sesuatu, dan
✓ Terjadi segala sesuatu dengan kehendak Allāh, dan
✓ Dia-lah Allāh سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى yang menciptakan segala sesuatu.
🔊 Halaqah 08 | Pengertian Ihsan
👤 Ustadz DR. Abdullāh Roy, MA
------------------------------------------------------------------------------------------------
Ihsan adalah tingkatan di dalam agama yang paling tinggi.
● Secara Bahasa, Ihsan adalah berbuat sebaik mungkin ketika melakukan sesuatu
● Secara Syari’at, Makna Ihsan adalah memperbaiki amal dan ibadah kepada Allāh karena dia merasa diawasi dan dilihat oleh Allāh سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى
Didalam hadist Jibrīl ‘alayhissalām, Rasūlullāh ﷺ bersabda ketika ditanya tentang “Apa itu Ihsan?”.
Beliau mengatakan:
أَنْ تَعْبُدَ اللهَ كَأَنَّكَ تَرَاهُ فَإِنْ لَمْ تَكُنْ تَرَاهُ فَإِنَّهُ يَرَاكَ
“Engkau beribadah kepada Allāh seakan-akan engkau melihatnya, maka apabila engkau tidak melihatnya, sesungguhnya dia melihatmu.”
Orang yang beribadah seakan-akan melihat Allāh atau merasa di lihat Allāh baik zhahir maupun bathinnya maka ia akan:
✓ Beramal seikhlas mungkin.✓ Sesuai mungkin dengan ajaran Nabi ﷺ✓Dia akan meninggalkan kemaksiatan baik kemaksiatan yang dilakukan hati, lisan maupun anggota badan yang lain.
Allāh سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى berfirman:
وَمَا تَكُونُ فِي شَأْنٍ وَمَا تَتْلُو مِنْهُ مِنْ قُرْآنٍ وَلَا تَعْمَلُونَ مِنْ عَمَلٍ إِلَّا كُنَّا عَلَيْكُمْ شُهُودًا إِذْ تُفِيضُونَ فِيهِ ۚ وَمَا يَعْزُبُ عَنْ رَبِّكَ مِنْ مِثْقَالِ ذَرَّةٍ فِي الْأَرْضِ وَلَا فِي السَّمَاءِ وَلَا أَصْغَرَ مِنْ ذَٰلِكَ وَلَا أَكْبَرَ إِلَّا فِي كِتَابٍ مُبِين
“Dan tidaklah kamu dalam sebuah keadaan dan tidaklah kamu membaca Al Qurān dan tidaklah kalian mengamalkan sebuah amalan kecuali kami mengetahuinya ketika kalian mengamalkannya tidak ada yang luput dari Rabb-Mu sesuatu sebesar dzarah pun dibumi maupun dilangit. Dan tidak ada sesuatu yang lebih kecil daripada itu dan tidak ada yang lebih besar kecuali ada di dalam kitab yang jelas.” (QS Yūnus: 61)
Dan Allāh سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى berfirman:
قُلْ إِنْ تُخْفُوا مَا فِي صُدُورِكُمْ أَوْ تُبْدُوهُ يَعْلَمْهُ اللَّهُ ۗ وَيَعْلَمُ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الْأَرْضِ ۗ وَاللَّهُ عَلَىٰ كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ
“Katakanlah: Seandainya kalian menyembunyikan apa yang ada di dalam dada-dada kalian atau kalian menampakan nya maka Allāh mengetahuinya. Dan Allāh mengetahui apa yang ada di langit dan apa yang ada dibumi dan Allāh Maha mampu melakukan segala sesuatu.” (QS Āli ‘Imrān: 29)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar