1. Belajar Tauhid
Ustadz Dr. Abdullah Roy, M.A.
Sumber : http://www.abdullahroy.com
❁✿❁ ════════ ❁✿❁ ════════ ❁✿❁ ════════ ❁✿❁ ════════ ❁✿❁
Halaqah 1 – 25
🔊 Halaqah 01 | Mengapa Kita Wajib Belajar Tauhid
👤 Ustadz DR. Abdullāh Roy, MA
------------------------------------------------------------------------------------------------
👤 Ustadz DR. Abdullāh Roy, MA
------------------------------------------------------------------------------------------------
بسم الله الرحمن الرحيم ,السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُه , الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله
Halaqah yang ke 1, Mengapa Kita Wajib Mempelajari Tauhid
Kaum muslimin yang dimulyakan oleh Allāh سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى, ini adalah halaqah yang pertama dari silsilah belajar tauhid yang berjudul “Mengapa Kita Wajib Mempelajari Tauhid?
Mempelajari tauhid merupakan kewajiban setiap muslim, baik laki-laki maupun wanita, karena Allāh سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى menciptakan manusia dan jin adalah hanya untuk bertauhid yaitu meng-esakan ibadah kepada Allāh سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى. Allāh سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى berfirman :
ﻭَﻣَﺎ ﺧَﻠَﻘْﺖُ ﺍﻟْﺠِﻦَّ ﻭَﺍْﻹِﻧْﺲَ ﺇِﻻَّ ﻟِﻴَﻌْﺒُﺪُﻭﻥ
’’Dan tidaklah Aku ciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah kepadaKu’’.(Surat Adz-Dzariyaat 56)
Oleh karena itulah Allāh سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى telah mengutus para Rasul kepada setiap ummat tujuannya adalah untuk mengajak mereka kepada tauhid. Allāh سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى berfirman :
ﻭَﻟَﻘَﺪْ ﺑَﻌَﺜْﻨَﺎ ﻓِﻲ ﻛُﻞِّ ﺃُﻣَّﺔٍ ﺭَﺳُﻮﻟًﺎ ﺃَﻥِ ﺍﻋْﺒُﺪُﻭﺍ ﺍﻟﻠَّﻪَ ﻭَﺍﺟْﺘَﻨِﺒُﻮﺍ ﺍﻟﻄَّﺎﻏُﻮﺕَ ۖ …
’’Dan sungguh-sungguh Kami telah mengutus kepada setiap ummat seorang Rasul yang mereka berkata kepada kaumnya, ’’Sembahlah Allāh dan jauhilah thaghut’’. (Surat AnNahl 36)
Makna thaghut adalah segala sesembahan selain Allāh سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى
Oleh karena itu seorang muslim yang tidak memahami tauhid, yang merupakan inti dari ajaran Islam, maka sebenarnya dia tidak memahami agamanya meskipun dia telah mengaku mempelajari ilmu-ilmu yang banyak.
❁✿❁ ════════ ❁✿❁ ════════ ❁✿❁ ════════ ❁✿❁ ════════ ❁✿❁
🔊 Halaqah 02 | Tauhid Syarat Mutlak Masuk Surga
👤 Ustadz DR. Abdullāh Roy, MA
------------------------------------------------------------------------------------------------
👤 Ustadz DR. Abdullāh Roy, MA
------------------------------------------------------------------------------------------------
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
الحمدلله والصلاة والسلام على رسول الله و على آله و صحبه أجمعين
Halaqah yang kedua dari Silsilah Belajar Tauhid, tauhid adalah syarat mutlak masuk ke dalam surga.
Saudaraku, orang yang menginginkan kabahagiaan di surga maka dia harus memiliki modal yang satu ini, yaitu modal BERTAUHID, tidak akan masuk ke dalam surga kecuali orang-orang yang bertauhid meskipun terkadang dia di adzab sebelumnya ke dalam neraka karena dosa yang dia lakukan.
Nabi shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda :
مَنْ شَهِدَ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، وَأَنَّ عِيْسَى عَبْدُ الله وَرَسُوْلُهُ، وَكَلِمَتُهُ أَلْقَاهَا إِلَى مَرْيَمَ وَرُوْحٌ مِنْهُ وَالْجَنَّةَ حَقٌّ وَالنَّارَ حَقٌّ أَدْخَلَهُ الله الجَنَّةُ عَلَى مَا كَانَ مِنَ الْعَمَلِ
’’Barang siapa yang bersaksi bahwa tidak ada sesembahan yang berhak disembah kecuali Allāh, tidak ada sekutu bagiNya dan bersaksi bahwasanya Muhammad adalah hambaNya dan juga RasulNya dan bersaksi bahwasanya ‘Isa adalah hamba Allāh dan juga RasulNya dan kalimatNya yang Allāh tiupkan kepada Maryam dan ruh dari Allāh Subhānahu wa Ta’āla dan bersaksi bahwasanya surga adalah benar dan neraka adalah benar maka Allāh Subhānahu wa Ta’āla akan memasukan dia ke dalam surga, sesuai dengan apa yang telah dia amalkan‘’. (HR Bukhari Muslim)
Dalam hadits yang lain, Nabi shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda:
فَإِنَّ الله قَدْ حَرَّمَ عَلَى النَّارِ مَنْ قَالَ لاَ إِلَهَ إِلاَّ الله . يَبْتَغِى بِذَلِكَ وَجْهَ الله
“Sesungguhnya Allāh Subhānahu wa Ta’āla telah mengharamkan neraka, bagi orang yang mengatakan lā ilāha illallāh (tidak ada sesembahan yang berhak disembah kecuali Allāh) yang dia mengharap dengan kalimat tersebut wajah Allāh Subhānahu wa Ta’āla.
(HR Bukhori & Muslim)
Oleh karena itu tidak heran jika prioritas dakwah para Rasul dan orang-orang yang mengikuti mereka adalah TAUHID.
❁✿❁ ════════ ❁✿❁ ════════ ❁✿❁ ════════ ❁✿❁ ════════ ❁✿❁
🔊 Halaqah 03 | Bahaya Kesyirikan
👤 Ustadz DR. Abdullāh Roy, MA
------------------------------------------------------------------------------------------------
بسم الله الرحمن الرحيم ,السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُه , الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله
Halaqah yang ke 3 yaitu Bahaya Kesyirikan
Allâh سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى berfirman:
إِنَّ اللهَ لاَيَغْفِرُ أَن يُشْرَكَ بِهِ وَيَغْفِرُ مَادُونَ ذَلِكَ لِمَن يَشَآءُ
Allâh تَعَالَى juga berfirman:
إِنَّهُ مَن يُشْرِكْ بِاللهِ فَقَدْ حَرَّمَ اللهُ عَلَيْهِ الْجَنَّةَ وَمَأْوَاهُ النَّارُ وَمَا لِلظَّالِمِينَ مِنْ أَنصَارٍ
👤 Ustadz DR. Abdullāh Roy, MA
------------------------------------------------------------------------------------------------
بسم الله الرحمن الرحيم ,السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُه , الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله
Halaqah yang ke 3 yaitu Bahaya Kesyirikan
Tauhid adalah amalan yang paling Allâh سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى cintai, sebaliknya syirik (menyekutukan Allâh dalam beribadah) adalah amalan yang sangat Allâh murkai. Allâh سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى memang Maha Pengampun akan tetapi bila seseorang meninggal dunia dalam keadaan berbuat syirik besar kepada Allâh سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى, Maka سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى tidak akan mengampuni dosa syirik tersebut.
Orang tersebut akan kekal di dalam Neraka selama-lamanya dan tidak ada harapan baginya untuk masuk ke dalam surga-Nya Allâh سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى, Sungguh ini adalah sebuah kerugian yang tidak ada kerugian yang lebih besar daripada kerugian ini.
Allâh سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى berfirman:
إِنَّ اللهَ لاَيَغْفِرُ أَن يُشْرَكَ بِهِ وَيَغْفِرُ مَادُونَ ذَلِكَ لِمَن يَشَآءُ
"Sesungguhnya Allâh tidak akan mengampuni dosa syirik, dan masih mengampuni dosa yang lain bagi siapa yang dikehendaki". (An-Nisaa : 48)
Allâh تَعَالَى juga berfirman:
إِنَّهُ مَن يُشْرِكْ بِاللهِ فَقَدْ حَرَّمَ اللهُ عَلَيْهِ الْجَنَّةَ وَمَأْوَاهُ النَّارُ وَمَا لِلظَّالِمِينَ مِنْ أَنصَارٍ
“Sesungguhnya, barang siapa yang menyekutukan Allâh, maka Allâh mengharamkan baginya surga, dan tempat kembalinya adalah neraka, dan tidak ada penolong bagi orang-orang zhalim” (QS. Al-Maidah: 72)
Oleh karena itu hati-hatilah saudaraku dengan dosa yang satu ini. Terkadang seseorang terjerumus ke dalam dosa ini sedangkan dia tidak menyadarinya, Bentengilah dirimu dengan perisai ilmu yaitu ilmu Agama, belajarlah dan berdo'alah kepada Allâh..
Berdo'alah kepada Allâh سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى dengan sejujur-jujurnya. Semoga Allâh سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى melindungi kita dan keluarga kita dari perbuatan syirik ini.
❁✿❁ ════════ ❁✿❁ ════════ ❁✿❁ ════════ ❁✿❁ ════════ ❁✿❁
🔊 Halaqah 04 | Syirik Membatalkan Amal
👤 Ustadz DR. Abdullāh Roy, MA
------------------------------------------------------------------------------------------------
بسم الله الرحمن الرحيم ,السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُه , الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله
Halaqah yang ke 4 yaitu Syirik Membatalkan Amal
وَلَقَدْ أُوحِيَ إِلَيْكَ وَإِلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكَ لَئِنْ أَشْرَكْتَ لَيَحْبَطَنَّ عَمَلُكَ وَلَتَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ بَلِ اللَّهَ فَاعْبُدْ وَكُنْ مِنَ الشَّاكِرِينَ
👤 Ustadz DR. Abdullāh Roy, MA
------------------------------------------------------------------------------------------------
بسم الله الرحمن الرحيم ,السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُه , الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله
Halaqah yang ke 4 yaitu Syirik Membatalkan Amal
Pernahkah Anda kehilangan file data berharga, hasil kerja keras Anda selama berhari-hari atau berbulan-bulan atau bahkan bertahun-tahun? bagaimanakah perasaan Anda saat itu? sedih bukan! terkadang seseorang berani untuk membayar jutaan rupiah asal file yang berharga tersebut kembali.
Saudaraku sekalian..
Syirik adalah dosa besar yang bisa membatalkan amalan seseorang. Allâh سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى telah berfirman:
وَلَقَدْ أُوحِيَ إِلَيْكَ وَإِلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكَ لَئِنْ أَشْرَكْتَ لَيَحْبَطَنَّ عَمَلُكَ وَلَتَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ بَلِ اللَّهَ فَاعْبُدْ وَكُنْ مِنَ الشَّاكِرِينَ
“Dan sungguh telah diwahyukan kepadamu Wahai Muhammad (Nabi-nabi) dan orang-orang sebelummu bahwa "Apabila kamu berbuat syirik Maka sungguh akan batal amalanmu dan jadilah engkau termasuk orang-orang yang merugi" Maka sembahlah Allâh saja dan jadilah kamu termasuk orang-orang yang bersyukur". (QS. Az-Zumar: 65-66)
Dalam ayat ini, seorang Nabi pun apabila dia berbuat syirik maka batal amalannya, Oleh karena itu, saudara sekalian jagalah amalan Anda yang sudah Anda tabung bertahun-tahun, jangan biarkan amalan tersebut hilang begitu saja hanya karena kejahilan Anda terhadap Tauhid dan juga syirik. terkadang sebuah perbuatan yang kita anggap biasa bisa menghancurkan amalan sebesar gunung dan belum tentu ada waktu lagi untuk bisa menabung kembali.
❁✿❁ ════════ ❁✿❁ ════════ ❁✿❁ ════════ ❁✿❁ ════════ ❁✿❁
🔊 Halaqah 05 | Taubat dari Kesyirikan
👤 Ustadz DR. Abdullāh Roy, MA
------------------------------------------------------------------------------------------------
بسم الله الرحمن الرحيم ,السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُه , الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله
Halaqah yang ke 5 yaitu Taubat dari Kesyirikan
1. Menyesal,
2. Meninggalkan perbuatan tersebut,
3. Bertekad kuat untuk tidak mengulangi lagi.
Allâh سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى berfirman:
قُلْ يَاعِبَادِي الَّذِينَ أَسْرَفُوا عَلَى أَنفُسِهِمْ لاَتَقْنَطُوا مِن رَّحْمَةِ اللهِ إِنَّ اللهَ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ جَمِيعًا إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيم
Rasulullâh ﷺ bersabda:
إِنَّ الله يَقْبَلُ تَوْبَةَ الْعَبْدِ مَا لَمْ يُغَرْغِرْ
👤 Ustadz DR. Abdullāh Roy, MA
------------------------------------------------------------------------------------------------
بسم الله الرحمن الرحيم ,السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُه , الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله
Halaqah yang ke 5 yaitu Taubat dari Kesyirikan
Orang yang berbuat syirik dan dia meninggal dunia tanpa bertaubat kepada Allâh maka dosa syirik tersebut tidak akan diampuni. Namun, apabila dia bertaubat sebelum dia meninggal, maka Allâh سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى akan mengampuni dosanya bagaimanapun besar dosa tersebut. Taubat Nasuha adalah taubat yang terpenuhi di dalamnya 3 syarat :
1. Menyesal,
2. Meninggalkan perbuatan tersebut,
3. Bertekad kuat untuk tidak mengulangi lagi.
Allâh سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى berfirman:
قُلْ يَاعِبَادِي الَّذِينَ أَسْرَفُوا عَلَى أَنفُسِهِمْ لاَتَقْنَطُوا مِن رَّحْمَةِ اللهِ إِنَّ اللهَ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ جَمِيعًا إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيم
"Katakanlah Wahai hamba-hamba-Ku yang telah melampaui batas terhadap diri sendiri yaitu dengan berbuat dosa , janganlah kalian berputus asa dari rahmat Allâh.Sesungguhnya Allâh mengampuni dosa semuanya.Sesungguhnya Dia-lah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang".(Az-Zumar 39:53)
Rasulullâh ﷺ bersabda:
إِنَّ الله يَقْبَلُ تَوْبَةَ الْعَبْدِ مَا لَمْ يُغَرْغِرْ
"Sesungguhnya Allâh menerima taubat seorang hamba selama Ruh Belum sampai ke tenggorokan". (HR.Tirmidzi dan juga Ibnu Majah dan dihasankan oleh syaikh Al-Albany rahimahullâh)
Para sahabat Nabi ﷺ tidak semua lahir dalam keadaan islam. Bahkan banyak diantara mereka masuk islam ketika sudah besar dan sebelumnya bergelimang dengan kesyirikan, supaya tidak terjerumus kembali ke dalam kesyirikan maka seseorang harus mempelajari tauhid dan memahaminya dengan baik, Mengetahui jenis-jenis kesyirikan sehingga dia bisa menjauhi kesyirikan tersebut.
❁✿❁ ════════ ❁✿❁ ════════ ❁✿❁ ════════ ❁✿❁ ════════ ❁✿❁
🔊 Halaqah 06 | Apa itu Tauhid
👤 Ustadz DR. Abdullāh Roy, MA
------------------------------------------------------------------------------------------------
بسم الله الرحمن الرحيم ,السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُه , الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله
Halaqah yang ke 6, Apa Itu Tauhid.
وَإِذْ قَالَ إِبْرَاهِيمُ لأَبِيهِ وَقَوْمِهِ إِنَّنِى بَرَآءٌ مِّمَّأ تَعْبُدُونَ إِلاَّ الَّذِي فَطَرَنِي
Rasûlullâh ﷺ bersabda :
ﻣَﻦْ ﻗَﺎﻝَ ﻻَ ﺇِﻟَﻪَ ﺇِﻻَّ ﺍﻟﻠﻪُ ﻭَ ﻛَﻔَﺮَ ﺑِﻤَﺎ ﻳُﻌْﺒَﺪُ ﻣِﻦْ ﺩُﻭْﻥِ ﺍﻟﻠﻪِ ﺣَﺮُﻡَ ﻣَﺎﻟُﻪُ ﻭَﺩَﻣُﻪُ ﻭَ ﺣِﺴَﺎﺑُﻪُ ﻋَﻠﻰَ ﺍﻟﻠﻪِ
👤 Ustadz DR. Abdullāh Roy, MA
------------------------------------------------------------------------------------------------
بسم الله الرحمن الرحيم ,السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُه , الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله
Halaqah yang ke 6, Apa Itu Tauhid.
Saudara sekalian semoga Allâh سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى memberikan pemahaman kepada kita semua, sebelum kita jauh melangkah di dalam silsilah ini tentunya kita harus benar-benar memahami apa makna Tauhid yang wajib kita pelajari dan kita amalkan.
Tauhid secara bahasa adalah mengesakan, Apapun secara Istilah maka Tauhid adalah : mengesakan Allâh di dalam beribadah. Seseorang tidak dinamakan bertauhid sehigga dia meninggalkan peribadatan kepada selain Allâh Seperti :
- Berdoa kepada selain Allâh,
- Bernadzar untuk selain Allâh,
- Menyembelih untuk selain Allâh dll.
Apabila seseorang beribadah kepada Allâh dan menyerahkan sebagian Ibadah kepada selain Allâh, siapapun dia entah itu seorang Nabi, Malaikat atau yang lain maka inilah yang dinamakan dengan syirik ( menyekutukan Allâh سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى di dalam beribadah, Allâh سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى berfirman:
"Dan ingatlah ketika Ibrohim berkata kepada Bapaknya dan Kaumnya, Sesungguhnya aku berlepas diri dari apa yang kalian sembah kecuali Dzat yang telah menciptakan aku" (QS az-Zukhruf : 26-27)
Rasûlullâh ﷺ bersabda :
ﻣَﻦْ ﻗَﺎﻝَ ﻻَ ﺇِﻟَﻪَ ﺇِﻻَّ ﺍﻟﻠﻪُ ﻭَ ﻛَﻔَﺮَ ﺑِﻤَﺎ ﻳُﻌْﺒَﺪُ ﻣِﻦْ ﺩُﻭْﻥِ ﺍﻟﻠﻪِ ﺣَﺮُﻡَ ﻣَﺎﻟُﻪُ ﻭَﺩَﻣُﻪُ ﻭَ ﺣِﺴَﺎﺑُﻪُ ﻋَﻠﻰَ ﺍﻟﻠﻪِ
"Barang siapa yang mengatakan لا اله الا لله dan mengingkari segala sesuatu yang disembah selain Allâh maka haram hartanya dan darahnya ( tidak boleh diganggu) dan perhitungannya ( hisabnya) adalah atas Allâh سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى". (HR. Muslim)
Oleh karena itu rukun kalimat tauhid لا اله الا لله ada 2 :
1. Nafi ( pengingkaran) pada kalimat لا اله Artinya : tidak ada tuhan yang berhaq disembah, maksudnya adalah mengingkari tuhan-tuhan selain Allâh.
2. Itsbat / penetapan pada kalimat الا لله artinya (kecuali Allâh) Maksudnya adalah menetapkan Allâh sebagai satu-satunya sesembahan.
❁✿❁ ════════ ❁✿❁ ════════ ❁✿❁ ════════ ❁✿❁ ════════ ❁✿❁
🔊 Halaqah 07 | Termasuk Syirik Memakai Jimat
👤 Ustadz DR. Abdullāh Roy, MA
------------------------------------------------------------------------------------------------
بسم الله الرحمن الرحيم ,السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُه , الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله
مَنْ عَلَّقَ تَمِيمَةً فَقَدْ أَشْرَكَ
👤 Ustadz DR. Abdullāh Roy, MA
------------------------------------------------------------------------------------------------
بسم الله الرحمن الرحيم ,السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُه , الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله
Halaqah yang ke 7 yaitu Termasuk Syirik Memakai Jimat
Allâh عزّوجلّ adalah Dzat yang memberi manfaat dan mudharat. Kalau Allâh menghendaki untuk memberikan manfaat kepada seseorang maka tidak akan ada yang bisa mencegahnya.Demikian pula sebaliknya ketika Allâh menghendaki untuk menimpakan musibah kepada seseorang maka tidak akan ada yang bisa menolaknya.
Keyakinan tersebut melazimkan kita sebagai seorang muslim untuk hanya bergantung kepada Allâh semata dan merasa cukup dengan Allâh dalam usaha mendapatkan manfaat dan menghindari mudharat.
Seperti dalam mencari rezeki, mencari keselamatan, mencari kesembuhan dari penyakit dan lain-lain.
Serta tidak bergantung sekali² kepada benda-benda yang dikeramatkan, seperti : Jimat, Wafaq, Susuk dan berbagai jenisnya.
Rasûlullâh ﷺ bersabda:
مَنْ عَلَّقَ تَمِيمَةً فَقَدْ أَشْرَكَ
"Barang siapa yang menggantungkan tamimah (jimat) dan semisalnya maka sungguh dia telah berbuat syirik. (HR. Imam Ahmad dan di shahihkan oleh Syeikh Al-Albani Rahimahullâh)
Apabila seseorang meyakini bahwa barang tersebut adalah sebab atau perantara maka ini termasuk syirik kecil. Karena dia telah menjadikan sesuatu yang bukan sebab sebagai sebab, padahal yang berhak menentukan sesuatu itu sebagai sebab atau tidak adalah Dzat yang menciptakannya yaitu Allâh سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى .
Perlu diketahui bahwa dosa syirik kecil tidak bisa disepelekan karena dosa syirik kecil tetap lebih besar daripada dosa-dosa besar (seperti dosa zina, dosa membunuh dll).
Apabila seseorang meyakini bahwa barang tersebut dengan sendirinya memberikan manfaat dan memberikan mudharat maka itu termasuk syirik besar yang mengeluarkan seseorang dari islam.
Semoga Allâh سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى memudahkan kita dan juga saudara-saudara kita untuk meninggalkan perbuatan syirik yang sudah tersebar ini dan menjadikan ketergantungan hati kita dan mereka hanya kepada Allâh. حسبنا لله ونعم الوكيل
❁✿❁ ════════ ❁✿❁ ════════ ❁✿❁ ════════ ❁✿❁ ════════ ❁✿❁
🔊 Halaqah 08 | Bertabarruk (mencari barakah)
👤 Ustadz DR. Abdullāh Roy, MA
------------------------------------------------------------------------------------------------
بسم الله الرحمن الرحيم ,السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُه , الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله
تبرك لله رب العالمين
إِنَّ أَوَّلَ بَيْتٍ وُضِعَ لِلنَّاسِ لَلَّذِي بِبَكَّةَ مُبَارَكًا وَهُدًى لِلْعَالَمِينَ
إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةٍ مُبَارَكَةٍ إِنَّا كُنَّا مُنْذِرِينَ
👤 Ustadz DR. Abdullāh Roy, MA
------------------------------------------------------------------------------------------------
بسم الله الرحمن الرحيم ,السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُه , الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله
Halaqah yang ke 8 yaitu Bertabarruk (mencari barokah)
Kaum Muslimin.. Barakah adalah banyaknya kebaikan dan langgengnya. Allâh Subhânahu wa Ta'ala adalah Dzat yang berbarakah artinya banyak kebaikanNya. Allâh سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى berfirman:
تبرك لله رب العالمين
''Dan Allâh adalah Dzat yang memberikan keberkahan atau kebaikan kepada sebagian makhlukNya sehingga makhluk tersebut menjadi Makhluk yang berbarakah dan banyak kebaikanya''. Allâh سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى juga berfirman:
إِنَّ أَوَّلَ بَيْتٍ وُضِعَ لِلنَّاسِ لَلَّذِي بِبَكَّةَ مُبَارَكًا وَهُدًى لِلْعَالَمِينَ
"Sesungguhnya rumah yang pertama yang Allâh letakkan bagi manusia untuk beribadah adalah yang ada di makkah yang berbarakah dan petunjuk bagi seluruh alam". (QS. Ali Imron: 96)
Ka'bah diberikan barakah oleh Allâh سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى dan cara mendapatkan barakahnya atau kebaikannya adalah dengan melakukan ibadah di sana. Allâh سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى berfirman:
إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةٍ مُبَارَكَةٍ إِنَّا كُنَّا مُنْذِرِينَ
"Sesungguhnya kami telah menurunkan Alquran pada malam yang berbarakah, sesungguhnya kami memberikan peringatan".(QS. Ad Dukhan : 3)
Malam lailatul qadr adalah malam yang berbarakah dan cara mendapatkan barakahnya dan juga kebaikannya adalah dengan melakukan ibadah di malam tersebut.
Seorang ulama berbarakah dengan ilmunya dan juga dakwahnya, cara mencari keberkahannya dan juga kebaikannya adalah dengan menimba ilmu dari ulama tersebut. Disana ada barakah yang sifatnya dzaatiyah yaitu dzat yang berbarakah dimana barakah seperti ini bisa berpindah, barakah jenis ini hanya Allâh berikan kepada para Nabi dan juga Rasul. Oleh karena itu, dahulu para sahabat Nabi ﷺ bertabarruk dengan bekas air wudhu Nabi ﷺ rambut beliau, keringat beliau dan lain-lain.
Sepeninggal beliau Rasûlullâh ﷺ mereka tidak melakukan hal ini kepada Abu Bakar dan Umar dan para sahabat yang lain, dan ini menunjukkan bahwasanya ini adalah kekhususan para Nabi dan juga para Rasul.
Meminta barakah hanya kepada Allâh dan dengan cara yang di syariatkan. Adapun meminta barakah dari Allâh dengan sebab yang tidak disyariatkan seperti dengan mengusap dinding mesjid tertentu, atau mengambil tanah kuburan tertentu dan lain-lain, maka ini termasuk dalam syirik kecil, Semoga Allâh سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى memberkahi kita dan keluarga kita. Aamiin.
❁✿❁ ════════ ❁✿❁ ════════ ❁✿❁ ════════ ❁✿❁ ════════ ❁✿❁
🔊 Halaqah 09 | Termasuk Syirik Besar Menyembelih untuk Selain Allah
👤 Ustadz DR. Abdullāh Roy, MA
------------------------------------------------------------------------------------------------
بسم الله الرحمن الرحيم ,السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُه , الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله
فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْ
“Maka shalatlah dan menyembelihkan untuk Tuhanmu''.(QS. Al Kautsar : 2)
لعن لله من ذبح لغير لله
"Allâh melaknat seseorang yang menyembelih untuk selain Allâh" (HR. Muslim)
👤 Ustadz DR. Abdullāh Roy, MA
------------------------------------------------------------------------------------------------
بسم الله الرحمن الرحيم ,السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُه , الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله
Halaqah yang ke 9 yaitu Termasuk Syirik Besar Menyembelih untuk Selain Allâh سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى
Menyembelih termasuk ibadah yang agung di dalam agama Islam ini. Didalamnya ada pengagungan terhadap Allâh Rabb semesta alam dan merupakan wujud cinta dengan mengorbankan sebagian harta kita untuk Allâh Seperti : Ibadah qurban di hari raya idul adha, Aqiqah, dan juga Hadyu (sembelihan) bagi sebagian jama'ah haji.
Allâh سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى telah memerintahkan kita menyerahkan ibadah yang mulia ini hanya untuk Allâh semata. Sebagaimana firman Allâh سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى
فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْ
“Maka shalatlah dan menyembelihkan untuk Tuhanmu''.(QS. Al Kautsar : 2)
Barang siapa yang menyerahkan ibadah menyembelih ini untuk selain Allâh dalam rangka mengagungkan dan mendekatkan diri kepada selain Allâh sama saja kepada seorang Nabi atau kepada seorang wali, atau kepada jin dan lain² maka dia telah terjatuh kepada syirik besar yang mengeluarkan seseorang dari islam, membatalkan amalannya dan terkena ancaman laknat dari Allâh سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى, sebagaimana sabda Rasulullâh ﷺ
"Allâh melaknat seseorang yang menyembelih untuk selain Allâh" (HR. Muslim)
Dan Makna dari laknat adalah dijauhkan dari Rahmat Allâh سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى. Oleh karenanya, janganlah sekali-kali kita sebagai seorang muslim berkorban dan menyembelih untuk selain Allâh sedikitpun, Meskipun dengan seekor lalat, dengan harapan untuk mendapatkan manfaat atau terhindar dari mudharat. Kita harus yakin sebagai seorang muslim bahwa manfaat dan juga mudharat di tangan Allâh سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى semata. Dan hanya kepada-Nya lah seorang muslim bertawwakal.
❁✿❁ ════════ ❁✿❁ ════════ ❁✿❁ ════════ ❁✿❁ ════════ ❁✿❁
🔊 Halaqah 10 | Termasuk Syirik Bernadzar untuk Selain Allah
👤 Ustadz DR. Abdullāh Roy, MA
------------------------------------------------------------------------------------------------
بسم الله الرحمن الرحيم ,السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُه , الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله
ُوَمَآأَنفَقْتُم مِّن نَّفَقَةٍ أَوْ نَذَرْتُم مِّن نَّذْرٍ فَإِنَّ اللهَ يَعْلَمُهُ وَمَالِلظَّالِمِينَ مِنْ أَنصَارٍ
وَلْيُوفُوا نُذُورَهُم
"Dan supaya mereka menunaikan nadzar-nadzar mereka".
Dan sabda Nabi ﷺ:
من نذر ان يطيع لله فليطعه ومن نذر ان يعصيه فلا يعصه
👤 Ustadz DR. Abdullāh Roy, MA
------------------------------------------------------------------------------------------------
بسم الله الرحمن الرحيم ,السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُه , الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله
Halaqah yang ke 10 yaitu Termasuk Syirik Bernadzar untuk Selain Allâh.
Bernadzar untuk Allâh adalah seseorang mengatakan misalnya wajib bagi saya melakukan ibadah ini dan itu untuk Allâh , atau dengan mengatakan saya bernadzar untuk Allâh bila terlaksana hajat saya.
Bernadzar kaum muslimin yang di muliakan oleh Allâh سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى adalah Ibadah dan sebuah bentuk pengagungan. Karenanya bernadzar ini tidak diperkenankan kecuali untuk Allâh سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى semata, seperti seseorang bernadzar untuk Allâh akan berpuasa satu hari jika lulus ujian, atau bernadzar untuk Allâh akan mengadakan umrah jika sembuh dari penyakit dan lain-lain. Allâh سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى berfirman:
“Dan apa yang kalian infaqkan atau yang kalian nadzarkan, maka sesungguhnya Allâh سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى mengetahuinya...” (Al-Baqarah: 270)
Allâh تَعَالَى mengabarkan bahwasanya Allâh mengetahui nadzar para hambanya di dalam ayat ini, dan akan membalas dengan balasan yang baik. Ini menunjukkan bahwasanya nadzar adalah ibadah yang seorang muslim akan diberikan pahala atas nadzar tersebut. Dan Menunaikan nadzar apabila dalam ketaatan hukumnya adalah wajib. Berdasarkan firman Allâh سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى
وَلْيُوفُوا نُذُورَهُم
"Dan supaya mereka menunaikan nadzar-nadzar mereka".
Dan sabda Nabi ﷺ:
من نذر ان يطيع لله فليطعه ومن نذر ان يعصيه فلا يعصه
"Barang siapa yang bernadzar untuk menaati Allâh maka hendaknya menaatinya, dan barang siapa bernadzar untuk memaksiati Allâh maka janganlah dia memaksiatiNya (HR. Bukhari)
Bernadzar untuk selain Allâh termasuk syirik besar, yang mengeluarkan seseorang dari islam. Seperti, seseorang bernadzar apabila sembuh dari penyakit maka akan menyembelih untuk wali fulan, atau berpuasa untuk syeikh fulan dan lain-lain. Semoga Allâh سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى melindungi kita dan keturunan kita dari perbuatan syirik. Aamiin.
❁✿❁ ════════ ❁✿❁ ════════ ❁✿❁ ════════ ❁✿❁ ════════ ❁✿❁
🔊 Halaqah 11 | Ar-Ruqyah (Jampi-jampi)
👤 Ustadz DR. Abdullāh Roy, MA
------------------------------------------------------------------------------------------------
بسم الله الرحمن الرحيم ,السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُه , الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله
عَنْ عَوْفِ بْنِ مَالِكٍ قَالَ ﻛُﻨَّﺎ ﻧَﺮْﻗِﻲ ﻓِﻲ ﺍﻟْﺠَﺎﻫِﻠِﻴَّﺔِ ﻓَﻘُﻠْﻨَﺎ ﻳَﺎ ﺭَﺳُﻮﻝَ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﻛَﻴْﻒَ ﺗَﺮَﻯ ﻓِﻲ ﺫَﻟِﻚَ ﻓَﻘَﺎﻝَ ﺍﻋْﺮِﺿُﻮﺍ ﻋَﻠَﻲَّ ﺭُﻗَﺎﻛُﻢْ ﻟَﺎ ﺑَﺄْﺱَ ﺑِﺎﻟﺮُّﻗَﻰ ﻣَﺎ ﻟَﻢْ ﻳَﻜُﻦْ ﻓِﻴﻪِ ﺷِﺮْﻙٌ
ﺇِﻥَّ ﺍﻟﺮُّﻗَﻰ ﻭَﺍﻟﺘَّﻤَﺎﺋِﻢَ ﻭَﺍﻟﺘِّﻮَﻟَﺔَ ﺷِﺮْﻙٌ
👤 Ustadz DR. Abdullāh Roy, MA
------------------------------------------------------------------------------------------------
بسم الله الرحمن الرحيم ,السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُه , الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله
Halaqah yang ke-11 dari Silsilah Belajar Tauhid adalah tentang “Ar-Ruqyah (Jampi-jampi)”
Ruqyah yaitu bacaan yang dibacakan kepada orang yang sakit supaya sembuh. Bacaan ini diperbolehkan selama tidak ada kesyirikan.
عَنْ عَوْفِ بْنِ مَالِكٍ قَالَ ﻛُﻨَّﺎ ﻧَﺮْﻗِﻲ ﻓِﻲ ﺍﻟْﺠَﺎﻫِﻠِﻴَّﺔِ ﻓَﻘُﻠْﻨَﺎ ﻳَﺎ ﺭَﺳُﻮﻝَ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﻛَﻴْﻒَ ﺗَﺮَﻯ ﻓِﻲ ﺫَﻟِﻚَ ﻓَﻘَﺎﻝَ ﺍﻋْﺮِﺿُﻮﺍ ﻋَﻠَﻲَّ ﺭُﻗَﺎﻛُﻢْ ﻟَﺎ ﺑَﺄْﺱَ ﺑِﺎﻟﺮُّﻗَﻰ ﻣَﺎ ﻟَﻢْ ﻳَﻜُﻦْ ﻓِﻴﻪِ ﺷِﺮْﻙٌ
Dari ‘Auf bin Mālik radiyallāhu ‘anhu berkata; Kami dahulu meruqyah di zaman Jahiliyyah, maka kami bertanya kepada Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam, “Yā Rasūlullāh, apa pendapatmu tentang ruqyah ini?” Rasūlullāh ﷺ bersabda : “Perlihatkanlah kepadaku ruqyah-ruqyah kalian, sesungguhnya ruqyah tidak mengapa selama tidak ada kesyirikan”. (HR. Abū Dāwūd, dishahīhkan oleh Syaikh Al-Albani rahimahullāh).
Ruqyah yang tidak ada kesyirikan seperti ruqyah dari:
• Ayat-ayat AlQur’an
• Do’a-do’a yang diajarkan Nabi ﷺ dan ini lebih utama.
• Do’a-do’a yang lain yang diketahui kebenaran maknanya baik dengan bahasa Arab maupun dengan selain bahasa Arab.
Kemudian hendaknya orang yang meruqyah ataupun yang diruqyah meyakini bahwasanya ruqyah hanyalah SEBAB semata, tidak berpengaruh dengan sendirinya dan tidak boleh seseorang bertawakal kepada sebab tersebut.
Seorang Muslim mengambil sebab dan bertawakkal kepada Dzat yang menciptakan sebab tersebut yaitu Allāh سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى. Ruqyah yang mengandung kesyirikan adalah jampi-jampi atau bacaan yang mengandung permohonan kepada selain Allāh, entah kepada seorang jin ataupun seorang wali sekalipun, biasanya disebutkan disitu nama-nama mereka.
Tidak jarang jampi-jampi seperti ini dicampur dengan ayat-ayat Al-Qurān atau dengan nama-nama Allāh atau dengan kalimat yang berasal dari bahasa Arab, tujuannya adalah satu yaitu untuk mengelabui orang-orang yang jahil dan tidak tahu. ruqyah yang mengandung kesyirikan telah dijelaskan oleh Rasūlullāh ﷺ dalam sabda Beliau :
ﺇِﻥَّ ﺍﻟﺮُّﻗَﻰ ﻭَﺍﻟﺘَّﻤَﺎﺋِﻢَ ﻭَﺍﻟﺘِّﻮَﻟَﺔَ ﺷِﺮْﻙٌ
’’Sesungguhnya jampi-jampi dan jimat-jimat dan juga pelet adalah syirik’’. (HR. Abū Dāwūd, Ibnu Mājah dan dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani rahimahullāh)
❁✿❁ ════════ ❁✿❁ ════════ ❁✿❁ ════════ ❁✿❁ ════════ ❁✿❁
🔊 Halaqah 12 | Berdo'a Kepada Selain Allah Termasuk Syirik Besar
👤 Ustadz DR. Abdullāh Roy, MA
------------------------------------------------------------------------------------------------
بسم الله الرحمن الرحيم ,السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُه , الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله
ﻭَﻗَﺎﻝَ ﺭَﺑُّﻜُﻢُ ﺍﺩْﻋُﻮﻧِﻲ ﺃَﺳْﺘَﺠِﺐْ ﻟَﻜُﻢْ ۚ ﺇِﻥَّ ﺍﻟَّﺬِﻳﻦَ ﻳَﺴْﺘَﻜْﺒِﺮُﻭﻥَ ﻋَﻦْ ﻋِﺒَﺎﺩَﺗِﻲ ﺳَﻴَﺪْﺧُﻠُﻮﻥَ ﺟَﻬَﻨَّﻢَ ﺩَﺍﺧِﺮِﻳﻦَ
⑴ Istighātsah (meminta dilepaskan dari kesusahan)
⑵ Isti’ādzah (meminta perlindungan)
⑶ Isti’ānah (meminta pertolongan)
⑴ Makhluk tersebut masih hidup.
⑵ Dia berada di depan kita atau bisa mendengar ucapan kita.
⑶ Dia mampu sebagai makhluq untuk melakukannya.
⑷Tidak boleh seseorang bertawakkal kepada sebab tersebut, akan tetapi bertawakkal kepada Allāh سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى yang menciptakan sebab.
👤 Ustadz DR. Abdullāh Roy, MA
------------------------------------------------------------------------------------------------
بسم الله الرحمن الرحيم ,السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُه , الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله
Halaqah yang ke-12 “Berdo’a Kepada Selain Allāh Adalah Syirik Besar”.
Berdo’a kepada Allāh adalah seseorang menghadap Allāh dengan maksud supaya Allāh سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى mewujudkan keinginannya, baik dengan meminta atau dengan merendahkan diri, mengharap dan takut kepada Allāh سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى. Berdo’a dengan makna di atas adalah ibadah.
Berkata An-Nu’mān Ibnu Basyīrin radhiyallāhu ‘anhu, “Aku mendengar Nabi ﷺ bersabda : ‘Do’a adalah ibadah, ’Kemudian Beliau ﷺ membaca ayat:
“Dan Rabb kalian berkata, ‘Berdo’alah kalian kepadaKu, niscaya Aku akan mengabulkan kalian. Sesungguhnya orang- orang yang sombong dari beribadah kepada-Ku, mereka akan masuk ke dalam neraka jahanam dalam keadaan terhina’.” (Ghāfir:60) (HR. Abū Dāwūd, Tirmidzi, Nasāi, Ibnu Majah dan dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani rahimahullāh).
Dan makna “beribadah kepadaKu” adalah “berdoa kepadaKu”.
Apabila do’a adalah ibadah yang merupakan hak Allāh semata, maka berdo’a kepada selain Allāh dengan merendahkan diri di hadapannya, mengharap dan juga takut kepadanya, sebagaimana ketika dia mengharap dan takut kepada Allāh adalah termasuk syirik besar.
Dan termasuk jenis do’a adalah:
⑴ Istighātsah (meminta dilepaskan dari kesusahan)
⑵ Isti’ādzah (meminta perlindungan)
⑶ Isti’ānah (meminta pertolongan)
Apabila di dalamnya ada perendahan diri, pengharapan dan takut, maka ini adalah ibadah, hanya diserahkan kepada Allāh سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى semata. Dan perlu kita ketahui bahwasanya boleh seseorang beristighātsah, beristi’ādzah, beristi’ānah kepada seorang makhluk dengan 4 syarat:
⑵ Dia berada di depan kita atau bisa mendengar ucapan kita.
⑶ Dia mampu sebagai makhluq untuk melakukannya.
⑷Tidak boleh seseorang bertawakkal kepada sebab tersebut, akan tetapi bertawakkal kepada Allāh سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى yang menciptakan sebab.
Orang yang beristighātsah, beristi’ādzah atau beristi’ānah kepada orang yang sudah mati atau kepada orang yang masih hidup akan tetapi tidak berada di depan kita atau tidak mendengar ucapan kita atau meminta makhluk perkara yang tidak mungkin melakukan kecuali Allāh, maka ini termasuk syirik besar.
❁✿❁ ════════ ❁✿❁ ════════ ❁✿❁ ════════ ❁✿❁ ════════ ❁✿❁
🔊 Halaqah 13 | Syafa'at
👤 Ustadz DR. Abdullāh Roy, MA
------------------------------------------------------------------------------------------------
بسم الله الرحمن الرحيم ,السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُه , الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله
فَهِيَ نَائِلَةٌ إِنْ شَاءَ الله مَنْ مَاتَ مِنْ أُمَّتِي لا يُشْرِكُ بِالله شَيْئًا
Merekalah orang-orang yang Allāh ridhai karena ketauhidan yang mereka miliki. Allâh berfirman:
…وَلَا يَشْفَعُونَ إِلَّا لِمَنِ ارْتَضَىٰ…
ﻣَﻦ ﺫَﺍ ﺍﻟَّﺬِﻯ ﻳَﺸْﻔَﻊُ ﻋِﻨﺪَﻩُۥٓ ﺇِﻟَّﺎ ﺑِﺈِﺫْﻧِﻪِۦ ٓ
Allāh سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى berfirman:
ﻭَﻳَﻌْﺒُﺪُﻭﻥَ ﻣِﻦْ ﺩُﻭﻥِ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﻣَﺎ ﻟَﺎ ﻳَﻀُﺮُّﻫُﻢْ ﻭَﻟَﺎ ﻳَﻨْﻔَﻌُﻬُﻢْ ﻭَﻳَﻘُﻮﻟُﻮﻥَ ﻫَٰﺆُﻟَﺎﺀِ ﺷُﻔَﻌَﺎﺅُﻧَﺎ ﻋِﻨْﺪَ ﺍﻟﻠَّﻪِ ۚ ﻗُﻞْ ﺃَﺗُﻨَﺒِّﺌُﻮﻥَ ﺍﻟﻠَّﻪَ ﺑِﻤَﺎ ﻟَﺎ ﻳَﻌْﻠَﻢُ ﻓِﻲ ﺍﻟﺴَّﻤَﺎﻭَﺍﺕِ ﻭَﻟَﺎ ﻓِﻲ ﺍﻟْﺄَﺭْﺽِ ۚ ﺳُﺒْﺤَﺎﻧَﻪُ ﻭَﺗَﻌَﺎﻟَﻰٰ ﻋَﻤَّﺎ ﻳُﺸْﺮِﻛُﻮﻥ
👤 Ustadz DR. Abdullāh Roy, MA
------------------------------------------------------------------------------------------------
بسم الله الرحمن الرحيم ,السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُه , الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله
Halaqah yang ke-13 dari silsilah kita kali ini adalah tentang Syafā’at.
Syafā’at adalah meminta kebaikan bagi orang lain di dunia maupun di akhirat. Allâh dan Rasul-Nya telah mengabarkan kepada kita tentang adanya syafā’at pada hari kiamat. Diantara bentuknya adalah bahwasanya Allāh mengampuni seorang muslim dengan perantara do’a orang yang telah Allāh izinkan untuk memberikan syafa’at.
Syafa’at akhirat ini harus kita imani dan kita berusaha untuk meraihnya. Dan modal utama untuk mendapatkan syafā’at akhirat adalah bertauhid dan bersihnya seseorang dari kesyirikan. Rasūlullāh ﷺ bersabda ketika beliau mengabarkan tentang bahwasanya beliau memiliki syafā’at pada hari kiamat, beliau mengatakan:
“Syafa’at itu akan didapatkan insyā’ Allāh oleh setiap orang yang mati dari umatku yang tidak menyekutukan Allāh sedikitpun.” (Hadits Shahih Riwayat Muslim)
…وَلَا يَشْفَعُونَ إِلَّا لِمَنِ ارْتَضَىٰ…
“…Dan mereka (yaitu para nabi para malaikat & juga yang lain) tidak memberikan syafā’at kecuali bagi orang-orang yang Allāh ridhai…”. (Al-Anbiyaa’ 28)
Syafā’at di akhirat ini berbeda dengan syafā’at di dunia. Karena seseorang pada hari kiamat tidak bisa memberikan syafā’at bagi orang lain kecuali setelah diizinkan oleh Allāh Subhānahu wa Ta’ālā, sampai meskipun dia seorang nabi atau seorang malaikat sekalipun. Sebagaimana firman Allāh سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى :
ﻣَﻦ ﺫَﺍ ﺍﻟَّﺬِﻯ ﻳَﺸْﻔَﻊُ ﻋِﻨﺪَﻩُۥٓ ﺇِﻟَّﺎ ﺑِﺈِﺫْﻧِﻪِۦ ٓ
“Tidaklah ada yang memberikan syafa’at di sisi Allāh تَعَالَى kecuali dengan izin-Nya.” (Al-Baqarah 255)
Oleh karena itu permintaan syafā’at hanya ditujukan kepada Allāh, Zat yang memilikinya. Seperti seseorang mengatakan dalam yang do’anya, “Ya Allāh, aku meminta syafa’at Nabi-Mu.” Ini adalah cara meminta syafā’at yang diperbolehkan.
Bukan dengan meminta langsung kepada Nabi Muhammad ﷺ seperti mengatakan, “Yaa Rasūlullāh, berilah aku syafā’atmu.” Atau dengan cara menyerahkan sebagian ibadah kepada makhluk dengan maksud meraih syafā’atnya. Karena cara seperti ini adalah cara yang dilakukan oleh orang-orang musyrikin zaman dahulu.
ﻭَﻳَﻌْﺒُﺪُﻭﻥَ ﻣِﻦْ ﺩُﻭﻥِ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﻣَﺎ ﻟَﺎ ﻳَﻀُﺮُّﻫُﻢْ ﻭَﻟَﺎ ﻳَﻨْﻔَﻌُﻬُﻢْ ﻭَﻳَﻘُﻮﻟُﻮﻥَ ﻫَٰﺆُﻟَﺎﺀِ ﺷُﻔَﻌَﺎﺅُﻧَﺎ ﻋِﻨْﺪَ ﺍﻟﻠَّﻪِ ۚ ﻗُﻞْ ﺃَﺗُﻨَﺒِّﺌُﻮﻥَ ﺍﻟﻠَّﻪَ ﺑِﻤَﺎ ﻟَﺎ ﻳَﻌْﻠَﻢُ ﻓِﻲ ﺍﻟﺴَّﻤَﺎﻭَﺍﺕِ ﻭَﻟَﺎ ﻓِﻲ ﺍﻟْﺄَﺭْﺽِ ۚ ﺳُﺒْﺤَﺎﻧَﻪُ ﻭَﺗَﻌَﺎﻟَﻰٰ ﻋَﻤَّﺎ ﻳُﺸْﺮِﻛُﻮﻥ
“Dan mereka menyembah kepada selain Allāh, sesuatu yang tidak memudharati mereka dan tidak pula memberikan manfaat & mereka berkata: “Mereka adalah pemberi syafa’at bagi kami disisi Allāh”. Katakanlah: “Apakah kalian akan mengabarkan kepada Allāh sesuatu yang Allāh tidak ketahui di langit maupun di bumi?”. Maha Suci Allāh dan Maha Tinggi dari apa yang mereka sekutukan.” (Yunus 18)
❁✿❁ ════════ ❁✿❁ ════════ ❁✿❁ ════════ ❁✿❁ ════════ ❁✿❁
🔊 Halaqah 14 | Berlebihan Terhadap Orang Shaleh adalah Pintu Kesyirikan
👤 Ustadz DR. Abdullāh Roy, MA
------------------------------------------------------------------------------------------------
👤 Ustadz DR. Abdullāh Roy, MA
------------------------------------------------------------------------------------------------
Orang yang shaleh adalah orang yang baik dalam mengikuti syariat Allah baik dalam aqidah, ibadah, maupun muamalah. Mereka memiliki derajat yang berbeda-beda disisi Allah. Kita sebagai seorang muslim diperintahkan untuk mencintai mereka. Kita juga diperintahkan untuk mengikuti jejak mereka dalam kebaikan. Berteman dan bermajelis dengan mereka adalah sebuah keberuntungan. Membaca perjalanan hidup mereka bisa menambah keimanan dan meneguhkan hati kita.
Menghormati mereka adalah diperintahkan selama masih dalam batas-batas yang diizinkan oleh agama. Namun, berlebih-lebihan terhadap orang yang sholeh seperti mendudukkan mereka diatas kedudukan manusia seperti mensifati mereka dengan sifat-sifat yang tidak pantas kecuali untuk Allah maka itu hukumnya haram. Tidak diperbolehkan menurut agama karena menjadi pintu terjadinya kesyirikan dan penyerahan sebagian ibadah kepada selain Allah.
Mencintai Rasulullah melebihi cinta kepada orang tua, anak, dan semua manusia adalah sebuah kewajiban agama sebagaimana yang disebutkan di dalam hadits. Rasulullah bersabda :
لَايُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى أَكُوْنَ أَحَبَّ إِلَيْهِ مِنْ وَالِدِهِ وَوَلَدِهِ وَالنَّاسِ أَجْمَعِيْنَ
“Tidak beriman seorang diantara kalian, hingga aku (Rasulullah lebih ia cintai dari ayahnya, anak, dan manusia seluruhnya.” (HR. Bukhari)
Namun beliau melarang kita berlebih-lebihan terhadap beliau dengan mendudukkan beliau diatas kedudukan beliau yang sebenarnya yaitu sebagai hamba Allah dan seorang Rasul.
Beliau bersabda :
لاَ تُطْرُونِي كَمَا أَطْرَتِ النَّصَارَى ابْنَ مَرْيَمَ فَإِنَّمَا أَنَا عَبْدُهُ فَقُولُوا عَبْدُ اللهِ وَرَسُولُهُ
“Janganlah kalian berlebih-lebihan dalam memujiku seperti orang-orang Nasrani berlebih-lebihan dalam memuji putra Maryam. Sesungguhnya aku hanyalah seorang hamba Allah, maka katakanlah ‘Abdullah (hamba Allah) dan Rasul-Nya” (HR. Al-Bukhari)
Beliau adalah seorang hamba maka tidak boleh disembah dan beliau adalah seorang Rasul mereka dan tidak boleh dicela dan diselisihi. Apabila berlebih-lebihan terhadap sebaik-baik manusia yaitu Rasulullah tidak diperbolehkan maka bagaimana dengan yang lain.
Dan diantara bentuk ghuluw (berlebih-lebihan) terhadap orang-orang yang sholeh adalah meyakini bahwasanya mereka mengetahui ilmu ghoib atau membangun diatas kuburan mereka atau beribadah kepada Allah di samping kuburan mereka dan yang paling parah adalah menyerahkan sebagian ibadah kepada mereka. Semoga Allah melapangkan hati kita untuk menerima kebenaran.
❁✿❁ ════════ ❁✿❁ ════════ ❁✿❁ ════════ ❁✿❁ ════════ ❁✿❁
🔊 Halaqah 15 | Sihir
👤 Ustadz DR. Abdullāh Roy, MA
------------------------------------------------------------------------------------------------
👤 Ustadz DR. Abdullāh Roy, MA
------------------------------------------------------------------------------------------------
Sihir bermacam-macam jenisnya dan sihir yang merupakan kesyirikan adalah sihir yang terjadi dengan meminta pertolongan kepada setan dan setan tidak akan menolong seseorang kecuali setelah melakukan perkara yang dia ridhai yaitu kufur kepada Allah dengan cara menyerahkan sebagian ibadah kepada setan tersebut atau menghinakan Al-Qur’an atau dengan mencela agama dan lain-lain.
Allah berfirman :
وَاتَّبَعُوا مَا تَتْلُو الشَّيَاطِينُ عَلَىٰ مُلْكِ سُلَيْمَانَ ۖ وَمَا كَفَرَ سُلَيْمَانُ وَلَٰكِنَّ الشَّيَاطِينَ كَفَرُوا يُعَلِّمُونَ النَّاسَ السِّحْرَ
“Dan mereka mengikuti apa yang dibaca oleh syaitan-syaitan pada masa kerajaan Sulaiman (dan mereka mengatakan bahwa Sulaiman itu mengerjakan sihir), padahal Sulaiman tidak kafir (tidak mengerjakan sihir), hanya syaitan-syaitan lah yang kafir (mengerjakan sihir).” (QS. Al-Baqarah : 102)
Rasulullah bersabda :
اجْتَنِبُوا السَّبْعَ الْمُوبِقَاتِ قِيلَ يَا رَسُولَ اللَّهِ وَمَا هُنَّ قَالَ الشِّرْكُ بِاللَّهِ وَالسِّحْرُ وَقَتْلُ النَّفْسِ الَّتِي حَرَّمَ اللَّهُ إِلَّا بِالْحَقِّ وَأَكْلُ مَالِ الْيَتِيمِ وَأَكْلُ الرِّبَا وَالتَّوَلِّي يَوْمَ الزَّحْفِ وَقَذْفُ الْمُحْصِنَاتِ الْغَافِلَاتِ الْمُؤْمِنَاتِ
“Dari Abu Hurairah radhiallahu anhu bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: Hendaklah kalian menghindari tujuh dosa yang dapat menyebabkan kebinasaan.” Dikatakan kepada beliau, “Apakah ketujuh dosa itu wahai Rasulullah?” Beliau menjawab: “Dosa menyekutukan Allah, sihir, membunuh jiwa yang diharamkan oleh Allah untuk dibunuh kecuali dengan haq, memakan harta anak yatim, memakan riba, lari dari medan pertempuran, dan menuduh wanita mukminah baik-baik berbuat zina.” (HR. Al-Bukhari no. 2560 dan Muslim no. 129)
Hukuman bagi tukang sihir jenis ini adalah hukuman mati bila dia tidak bertobat sebagaimana telah dicontohkan oleh para sahabat. Dan yang berhak untuk melakukan hukuman tersebut adalah pemerintah yang sah dan bukan individu.
Mempelajari sihir termasuk perkara yang diharamkan bahkan sebagian ulama menghukumi pelakunya keluar dari Islam. Demikian pula meminta supaya disihirkan juga perbuatan haram karena Rasulullah mengabarkan :
لَيْسَ مِنَّا من تَطَيَّرَ أَوْ تُطُيِّرَ له أو تَكَهَّنَ أو تُكُهِّن له أو سَحَرَ أو سُحِرَ له
“Bukan dari golonganku (Rasulullah) orang yang mengundi nasib dengan burung dan sejenisnya atau minta diundikan untuknya, meramal sesuatu yang ghaib (dukun) atau minta diramalkan untuknya atau melakukan sihir atau minta disihirkan untuknya”. (dinyatakan oleh Al Bazar dalam musnadnya dan dishohihkan oleh syaikh Al Albani).
Seorang muslim hendaknya mengambil sebab untuk membentengi diri dari sihir diantaranya adalah dengan membaca dzikir-dzikir yang disyariatkan seperti dzikir pagi dan petang, dzikir-dzikir setelah shalat 5 waktu, dzikir akan tidur, mau makan, keluar rumah, masuk rumah, masuk dan keluar kamar kecil, dll.
Dan membersihkan diri dan juga rumah dari perkara-perkara yang membuat ridho setan seperti jimat-jimat, music-musik, gambar makhlu bernyawa, dll. Dan apabila Qadarullah terkena sihir maka hendaknya ia bersabar, merendahkan diri kepada Allah, memohon darinya kesembuhan, dan berpegang dengan ruqyah-ruqyah yang disyariatkan dan jangan sekali-kali dia berusaha untuk menghilangkan sihir dengan cara meminta bantuan jin baik secara langsung maupun lewat bantuan dukun, paranormal,dan semisal mereka. Semoga Allah menjaga kita dan keluarga kita dari segala kejelakan di dunia dan di akhirat.
❁✿❁ ════════ ❁✿❁ ════════ ❁✿❁ ════════ ❁✿❁ ════════ ❁✿❁
🔊 Halaqah 16 | Perdukunan
👤 Ustadz DR. Abdullāh Roy, MA
------------------------------------------------------------------------------------------------
👤 Ustadz DR. Abdullāh Roy, MA
------------------------------------------------------------------------------------------------
Dukun adalah seseorang yang mengaku mengetahui sesuatu yang ghoib yang tidak diketahui oleh kebanyakan manusia seperti mengetahui barang yang hilang, pencurinya, mengetahui ramalan nasib, dan lain-lain. Dia mengaku mengetahui hal-hal tersebut dengan cara-cara tertentu seperti melihat bintang, garis tangan, melihat air yang ada di mangkok, dan lain-lain.
Dengan cara ini para dukun memakan harta manusia. Saudara sekalian, ketahuilah bahwa perdukunan dengan namanya yang bermacam-macam adalah perkara yang diharamkan di dalam agama Islam. Ilmu ghoib yang mereka akui pada hakikatnya adalah kabar dari jin yang mereka mintai bantuan. Sedangkan cara-cara tersebut hanyalah untuk menutupi kedoknya sebagai seorang yang meminta bantuan jin dan juga setan.
Kita sudah mengetahui bersama bahwa iblis sudah berjanji akan menyesatkan manusia dan menyeret mereka bersamanya ke dalam neraka. Iblis dan juga keturunannya tidak akan membantu sang dukun kecuali apabila dukun tersebut kafir kepada Allah. Para ulama menghukumi dukun sebagai orang yang kafir dengan sebab ini dan harta yang didapatkan dari pekerjaan ini adalah harta yang haram.
Berkaitan dengan ramalan yang kadang benar maka sebagaimana yang dikabarkan Nabi dalam hadits yang shohih bahwa para jin bekerja sama mencuri kabar dari langit, apabila mendengar sesuatu maka jin yang diatas akan mengabarkan kepada yang dibawahnya dan seterusnya hingga sampai ketelinga dukun. Terkadang ia terkena lemparan bintang sebelum menyampaikan kabar tersebut dan terkadang pula sempat menyampaikan sebelum akhirnya terkena lemparan bintang.
Kabar sedikit yang sampai ini akan ditambah-tambahi oleh dukun tersebut dengan kedustaan yang banyak. Apa yang benar terjadi sesuai dengan yang dia kabarkan akan dijadikan alat mencari pembenaran dan kepercayaan dari manusia. Orang Islam dilarang sekali-kali datang ke dukun dengan maksud meminta bantuan bagaimanapun susahnya keadaan dia.
Rasulullah bersabda dari Abu Hurairah dan Al Hasan:
مَنْ أَتَى كَاهِنًا أَوْ عَرَّافًا فَصَدَّقَهُ بِمَا يَقُولُ فَقَدْ كَفَرَ بِمَا أُنْزِلَ عَلَى مُحَمَّدٍ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
“barangsiapa yang mendatangi dukun kemudian membenarkan apa yang dia ucapkan maka ia telah kufur kepada apa yang diturunkan oleh Nabi Muhammad” (HR. Abu Dawud, Tirmidzi, Ibnu Majah, dan dishohihkan oleh syaikh Al Albani)
Di dalam hadits yang lain beliau bersabda :
مَنْ أَتَى عَرَّافًا فَسَأَلَهُ عَنْ شَيْءٍ لَمْ تُقْبَلْ لَهُ صَلَاةٌ أَرْبَعِينَ لَيْلَةً
“barangsiapa mendatangi dukun kemudian bertanya kepadanya sesuatu maka tidak akan diterima shalatnya selama 40 hari.” (HR. Muslim).
Meskipun sebagian ulama berpendapat bahwa mendatangi dukun tidak sampai mengeluarkan seseorang dari Islam namun kedua hadits diatas cukup menjadikan besarnya dosa orang yang mendatangi dukun. Semoga Allah menjadikan kita merasa cukup dengan yang halal dan menjauhkan kita dari yang haram.
❁✿❁ ════════ ❁✿❁ ════════ ❁✿❁ ════════ ❁✿❁ ════════ ❁✿❁
🔊 Halaqah 17 | At-Tathayyur (Merasa Sial dengan Sesuatu)
👤 Ustadz DR. Abdullāh Roy, MA
------------------------------------------------------------------------------------------------
👤 Ustadz DR. Abdullāh Roy, MA
------------------------------------------------------------------------------------------------
Pelajaran yang ke-17 dari Silsilah Belajar Tauhid adalah tentang “Tathayyur”, yaitu merasa sial dengan sesuatu.
Tathayyur adalah merasa akan bernasib sial karena melihat atau mendengar kejadian tertentu, Seperti:
• Melihat tabrakan atau,
• Orang yang berkelahi atau, yang semisalnya.
Kemudian hal tersebut menyebabkan dia tidak jadi melaksanakan hajatnya, seperti bepergian, berdagang dan lain-lain. Tathayyur termasuk syirik kecil apabila perasaan tersebut kita ikuti, Rasūlullāh ﷺ bersabda,
مَنْ رَدَّتْهُ الطِّيَرَةُ مِنْ حَاجَةٍ فَقَدْ أَشْرَكَ
“Barangsiapa yang thiyarah menyebabkan dia tidak jadi melaksanakan hajatnya maka dia telah berbuat syirik.” (Hadits shahīh diriwayatkan oleh Imām Ahmad)
Perasaan ini sebenarnya tidak akan mempengaruhi takdir, sebagaimana hal ini dinafikan dan di ingkari oleh Rasūlullāh ﷺ, Beliau bersabda,
وَلاَ الطِّيَارَة
“Tidak ada thiyārah.” (HR Bukhari dan Muslim)
Maksudnya, thiyārah ini hanya sebuah perasaan saja yang tidak akan berpengaruh terhadap takdir Allāh سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى,. Oleh karena itu seorang Muslim tidak boleh mengikuti was-was syaithān ini. Dan hendaknya dia Memiliki keyakinan yang kuat bahwa semua yang terjadi di permukaan bumi berupa kebaikan & keburukan adalah dengan takdir Allāh semata, Yakin bahwa tidak (ada yang) mendatangkan kebaikan kecuali Allāh dan tidak (ada yang) melindungi dari keburukan kecuali Allāh. Hanya bertawakal kepada Allāh semata dan berbaik sangka kepada Allāh سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى,.
Apabila datang perasaan tersebut maka hendaknya segera dihilangkan dengan tawakkal dan tetaplah dia melaksanakan hajatnya. Dan apa yang terjadi setelah itu adalah takdir Allāh semata.
Adapun tafā’ul maka diperbolehkan didalam agama kita. Tafā’ul artinya adalah berbaik sangka kepada Allāh karena melihat atau mendengar sesuatu. Dahulu Nabi ﷺ sering bertafā’ul seperti ketika Perjanjian Hudaibiyah. Utusan Quraisy saat itu bernama Suhail. Dan Suhail adalah bentuk pengecilan dari kata “sahl” yang artinya “yang mudah”. Maka Beliau pun berbaik sangka kepada Allāh bahwa perjanjian ini akan membawa kemudahan dan kebaikan bagi umat Islam.
Maka benarlah persangkaan Beliau. Allāh سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى, membuka setelah itu (yaitu setelah perjanjian tersebut) pintu-pintu kemudahan bagi umat Islam.
❁✿❁ ════════ ❁✿❁ ════════ ❁✿❁ ════════ ❁✿❁ ════════ ❁✿❁
🔊 Halaqah 18 | Meramal Nasib dengan Bintang
👤 Ustadz DR. Abdullāh Roy, MA
------------------------------------------------------------------------------------------------
👤 Ustadz DR. Abdullāh Roy, MA
------------------------------------------------------------------------------------------------
Halaqah yang ke-18 dari Silsilah Belajar Tauhid adalah tentang “Meramal Nasib Dengan Bintang”.
Bintang adalah makhluq yang menunjukkan kebesaran Allāh dan kebesaran Penciptanya, Allāh تَعَالَى, telah mengabarkan di dalam Al-Qurān bahwa bintang ini memiliki 3 faidah:
⑴ Sebagai perhiasan langit.
⑵ Sebagai pelempar syaithān.
⑶ Sebagai petunjuk manusia, seperti :
-Mengetahui arah utara atau selatan
-Mengetahui arah daerah, arah kiblat
-Mengetahui kapan datangnya musim menanam, musim hujan dan lain-lain.
Allāh tidak menciptakan bintang untuk perkara yang lain selain 3 perkara di atas. Seorang salaf, Qatādah Ibn Di’āmah As-Sadūsi, seorang ulama yang meninggal kurang lebih pada tahun 110 H. Beliau menjelaskan bahwa,
“Barangsiapa yg meyakini bahwasanya bintang memiliki faidah yang lain, selain 3 hal di atas maka dia telah bersalah dan berbicara tanpa ilmu.” (Ucapan ini dikeluarkan Al-Imām Al-Bukhāri di dalam Shahih beliau)
Contohnya adalah meyakini bahwasanya terbit dan tenggelamnya bintang atau berkumpul dan berpisahnya beberapa bintang berpengaruh kepada keberuntungan seseorang di masa yang akan datang, dalam masalah rejeki, jodoh dan lain-lain.
Seperti kolom yang ditemukan di beberapa koran dan juga majalah. Membacanya dan mempercayainya adalah perbuatan yang haram dan termasuk dosa besar. Sebagian ulama mengatakan hukumnya seperti orang yang mendatangi dukun dan bertanya kepadanya. Ancamannya tidak diterima shalatnya selama 40 hari.
Hendaknya kita semua takut kepada Allāh. Dan janganlah sekali-kali mencoba membaca kolom-kolom tersebut. Dan jangan juga memasukkannya ke dalam rumah kita. Kita tutup segala pintu yang bisa merusak ‘aqidah kita dan juga keluarga kita. Karena ‘aqidah merupakan modal kita memasuki surganya Allāh سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى, dengan selamat.
❁✿❁ ════════ ❁✿❁ ════════ ❁✿❁ ════════ ❁✿❁ ════════ ❁✿❁
🔊 Halaqah 19 | Bersumpah dengan Selain Nama Allah
👤 Ustadz DR. Abdullāh Roy, MA
------------------------------------------------------------------------------------------------
👤 Ustadz DR. Abdullāh Roy, MA
------------------------------------------------------------------------------------------------
Halaqah yang ke-19 dari Silsilah Belajar Tauhid kita kali ini adalah tentang “Bersumpah Dengan Selain Nama Allāh”.
Kaum Muslimīn yang dimuliakan oleh Allāh سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى, Sumpah adalah menguatkan perkataan dengan menyebutkan sesuatu yang diagungkan, baik oleh orang yang berbicara maupun yang diajak bicara. Kalau (dalam) bahasa ‘Arab maka menggunakan:
• Huruf wawu (وَ)
• Huruf ba (بَ)
• Huruf ta (تَ)
Adapun Bahasa Indonesia dengan menggunakan kata “Demi”.
Bersumpah hanya diperbolehkan dengan nama Allāh semata, misalnya mengatakan:
✓ Wallāhi
✓ Demi Rabb yang menciptakan langit dan bumi
✓ Demi Zat yang jiwaku berada di tanganNya
✓ Dan lain-lain.
Adapun makhluq, bagaimanapun agungnya di mata manusia maka tidak boleh kita bersumpah dengan namanya, misalnya dengan mengatakan:
✘ Demi Rasūlullāh
✘ Demi Ka’bah
✘ Demi Jibrīl
✘ Demi langit dan bumi
✘ Demi bulan dan bintang
✘ Dan lain-lain.
Ini semua termasuk jenis pengagungan terhadap makhluq yang terlarang, Rasūlullāh ﷺ bersabda,
مَنْ حَلَفَ بِغَيْرِ اللَّهِ فَقَدْ أَشْرَكَ
“Barang siapa yang bersumpah dengan selain nama Allāh maka sungguh dia telah berbuat syirik.” (HR Abū Dāwūd, Tirmidzi dan di shahihkan oleh Syaikh Al-Albāni rahimahullāh)
Syirik dalam hadits ini pada asalnya adalah syirik kecil yang tidak mengeluarkan seseorang dari Islam. Namun bisa sampai kepada syirik besar bila dia mengucapkan sumpah dengan makhluq disertai pengagungan seperti kalau dia mengagungkan Allāh سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى,, yaitu pengagungan ibadah, Seperti sumpah yang di lakukan oleh orang-orang musyrik dengan mengatakan:
✘ Demi Wisnu
✘ Demi Dewa Fulan
✘ Demi Lāta
✘ Dan lain-lain.
❁✿❁ ════════ ❁✿❁ ════════ ❁✿❁ ════════ ❁✿❁ ════════ ❁✿❁
🔊 Halaqah 20 | Riya
👤 Ustadz DR. Abdullāh Roy, MA
------------------------------------------------------------------------------------------------
👤 Ustadz DR. Abdullāh Roy, MA
------------------------------------------------------------------------------------------------
Halaqah yang ke-20 dari Silsilah Belajar Tauhid adalah tentang “Riyā”.
Ayyuhāl ikhwāh, Riyā’ adalah seorang mengamalkan sebuah ibadah bukan karena ingin pahala dari Allāh, akan tetapi ingin dilihat manusia dan dipuji. Riyā’ hukumnya HARAM dan dia termasuk syirik kecil yang samar, yang tidak mengeluarkan seseorang dari Islam.
Riyā’ adalah di antara sebab tidak diterimanya amal ibadah seseorang, bagaimanapun besar amalan tersebut. Rasūlullāh ﷺ bersabda :
ﻗَﺎﻝَ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﺗَﺒَﺎﺭَﻙَ ﻭَﺗَﻌَﺎﻟَﻰ ﺃَﻧَﺎ ﺃَﻏْﻨَﻰ ﺍﻟﺸُّﺮَﻛَﺎﺀِ ﻋَﻦِ ﺍﻟﺸِّﺮْﻙِ ﻣَﻦْ ﻋَﻤِﻞَ ﻋَﻤَﻼً ﺃَﺷْﺮَﻙَ ﻓِﻴﻪِ ﻣَﻌِﻲ ﻏَﻴْﺮِﻱ ﺗَﺮَﻛْﺘُﻪُ ﻭَﺷِﺮْﻛَﻪُ
“Allāh berkata: ‘Aku adalah Zat yang paling tidak butuh dengan syirik. Barangsiapa yang mengamalkan sebuah amalan dia menyekutukan Aku bersama yang lain di dalam amalan tersebut maka Aku akan meninggalkannya dan juga kesyirikannya’.” (HR Muslim)
Sebagian ulama berpendapat bahwa syirik yang kecil tidak ada harapan untuk diampuni Allāh, artinya dia harus di adzab supaya bersih dari dosa riyā’ tersebut, berbeda dengan dosa besar yang ada di bawah kehendak Allāh, ;
◆ Kalau Allāh menghendaki maka akan diampuni langsung dan,
◆ Kalau Allāh menghendaki maka akan diadzab.
Mereka berdalil dengan keumuman ayat:
ﺇِﻥَّ ﺍﻟﻠَّﻪَ ﻟَﺎ ﻳَﻐْﻔِﺮُ ﺃَﻥْ ﻳُﺸْﺮَﻙَ ﺑِﻪِ ﻭَﻳَﻐْﻔِﺮُ ﻣَﺎ ﺩُﻭﻥَ ﺫَﻟِﻚَ ﻟِﻤَﻦْ ﻳَﺸَﺎﺀُ
“Sesungguhnya Allāh tidak mengampuni dosa syirik dan mengampuni dosa yang lain bagi siapa yang dikehendaki.” (QS An Nisā: 48)
Tahukah kita siapa orang yang pertama kali nanti akan dinyalakan api neraka dengan mereka? Mereka bukanlah preman-preman di jalan atau pembunuh yang kejam tapi mereka justru adalah orang-orang yang beramal shalih. mereka adalah orang yang:
• ⑴ Mengajarkan Al Qurān supaya dikatakan sebagai seorang qāri, seorang yang suka membaca,
seorang yang mahir membaca.
• ⑵ Orang yang berinfaq supaya dikatakan dermawan.
• ⑶ Berjihad supaya dikatakan sebagai seorang pemberani.
Beramal bukan karena Allāh, Sebagaimana hal ini dikabarkan oleh Nabi ﷺ dalam hadits yang shahih. Oleh karena itu, saudara sekalian, ikhlash-lah di dalam beramal..dan ikhlash adalah barang yang sangat berharga. Para salaf kita, merekapun merasakan beratnya memperbaiki hati mereka.
Dan hanya kepada Allāh kita meminta keikhlashan di dalam beramal, menjauhkan kita dari riyā’, sum’ah, ‘ujub dan berbagai penyakit hati. dan marilah kita biasakan untuk menyembunyikan amal kita kecuali kalau memang ada mashlahat yang lebih kuat.
❁✿❁ ════════ ❁✿❁ ════════ ❁✿❁ ════════ ❁✿❁ ════════ ❁✿❁
🔊 Halaqah 21 | Cinta Kepada Allah
👤 Ustadz DR. Abdullāh Roy, MA
------------------------------------------------------------------------------------------------
👤 Ustadz DR. Abdullāh Roy, MA
------------------------------------------------------------------------------------------------
Halaqah yang ke-21 dari Silsilah Belajar Tauhid adalah tentang Cinta Kepada Allāh”.
Mencintai Allāh merupakan ibadah yang agung. Cinta yang merupakan ibadah ini mengharuskan seorang Muslim merendahkan dirinya di hadapan Allāh, mengagungkan Allāh, yang akhirnya akan membawa seseorang untuk melaksanakan perintah Allāh dan juga menjauhi apa yang Allāh larang, Inilah cinta yang merupakan ibadah. Barangsiapa yang menyerahkan cinta seperti ini kepada selain Allāh maka dia telah berbuat syirik besar. Allāh سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى berfirman :
ﻭَﻣِﻦَ ﺍﻟﻨَّﺎﺱِ ﻣَﻦْ ﻳَﺘَّﺨِﺬُ ﻣِﻦْ ﺩُﻭﻥِ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﺃَﻧْﺪَﺍﺩًﺍ ﻳُﺤِﺒُّﻮﻧَﻬُﻢْ ﻛَﺤُﺐِّ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﻭَﺍﻟَّﺬِﻳﻦَ ﺁَﻣَﻨُﻮﺍ ﺃَﺷَﺪُّ ﺣُﺒًّﺎ ﻟِﻠَّﻪِ
“Dan diantara manusia ada orang-orang yang menjadikan selain Allāh sebagai sekutu-sekutu Allāh. Mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allāh. Adapun orang-orang yang beriman maka cinta mereka kepada Allāh jauh lebih besar”. (QS Al Baqarah: 165)
Adapun cinta yang merupakan tabi’at manusia, seperti cinta keluarga, harta, pekerjaan dan lain-lain, maka hal ini diperbolehkan selama tidak melebihi cinta kita kepada Allah. Apabila seseorang mencintai perkara-perkara tersebut melebihi cintanya kepada Allāh maka dia telah melakukan dosa besar. Allāh berfirman yang artinya:
“Katakanlah; ‘Jika bapak-bapak, anak-anak, saudara-saudara, istri-istri, kaum keluarga kalian, harta kekayaan yang kalian usahakan, perniagaan yang kalian khawatiri kerugiannya, dan juga rumah-rumah tempat tinggal yang kalian sukai, itu semua lebih kalian cintai dari pada Allāh dan Rasul-Nya dan juga berjihad di jalan Allāh, maka tunggulah sampai Allāh سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى mendatangkan keputusan-Nya. Dan Allāh tidak akan memberi petunjuk kepada orang-orang fasik”. (QS At Taubah: 24)
Ketika terjadi pertentangan antara dua kecintaan maka disini akan nampak siapa yang lebih dia cintai. Dan akan nampak siapa yang cintanya benar dan siapa yang cintanya hanya sebatas ucapan saja.
Diantara cara untuk memupuk rasa cinta kita kepada Allāh adalah dengan:
1. Mentadabburi (memperhatikan) ayat-ayat Al Qurān.
2. Memikirkan tanda tanda kekuasaan Allāh سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى di alam semesta.
3. Mengingat-ingat berbagai kenikmatan yang Allāh berikan.
❁✿❁ ════════ ❁✿❁ ════════ ❁✿❁ ════════ ❁✿❁ ════════ ❁✿❁
🔊 Halaqah 22 | Takut Kepada Allah
👤 Ustadz DR. Abdullāh Roy, MA
------------------------------------------------------------------------------------------------
👤 Ustadz DR. Abdullāh Roy, MA
------------------------------------------------------------------------------------------------
Halaqah yang ke-22 dari Silsilah Belajar Tauhid adalah tentang “Takut Kepada Allāh”.
Ayyuhal ikhwah, Di antara keyakinan seorang muslim adalah bahwasanya manfaat dan mudharat adalah di tangan Allāh سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى semata. Seorang Muslim tidak takut kecuali kepada Allāh dan tidak bertawakal kecuali kepada Allāh.
✓ Takut kepada Allāh yang dibenarkan adalah takut yang membawa pelakunya untuk:
⑴ Merendahkan diri di hadapan Allāh.
⑵ MengagungkanNya.
⑶ Membawanya untuk menjauhi larangan Allāh سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى
⑷ Melaksanakan perintahNya.
✘ Bukan takut :
⑴ Yang berlebihan yang membawa kepada keputus-asaan terhadap rahmat Allāh.
⑵ Yang terlalu tipis yang tidak membawa pemiliknya kepada keta’atan kepada Allāh .
Takut seperti ini adalah ibadah. Tidak boleh sekali-kali seorang Muslim menyerahkan takut seperti ini kepada selain Allāh.
Dan barangsiapa menyerahkannya kepada selain Allāh, maka dia telah terjerumus ke dalam syirik besar, yang mengeluarkan seseorang dari Islam. Seperti orang yang takut (terkena) mudharat (dengan) wali fulan yang sudah meninggal kemudian takut tersebut menjadikan dia merendahkan diri di hadapan kuburannya dan juga mengagungkannya. Hendaknya seorang Muslim meneladani Nabi Ibrāhīm ‘Alaihissalām ketika beliau berkata yang artinya:
“Dan aku tidak takut dengan sesembahan kalian, mereka tidak memudharati aku kecuali apabila Rabbku menghendakinya.” (QS Al An’ām: 80)
Di antara takut yang diharamkan adalah takutnya seseorang kepada makhluq yang melebihi takutnya kepada Allāh, sehingga takut tersebut membuat dia meninggalkan perintah Allāh atau melanggar larangan Allāh, Seperti Orang yang meninggalkan jihad yang wajib atasnya karena takut kepada orang-orang kafir Atau, tidak melarang kemungkaran karena takut celaan manusia padahal dia mampu.
Allāh berfirman yang artinya:
“Sesungguhnya itu hanyalah syaithān yang menakut-nakuti kalian, wahai orang-orang yang beriman, dengan wali-walinya (penolong-penolongnya). Karena itu janganlah kalian takut kepada mereka tetapi takutlah kalian kepadaKu jika kalian benar-benar orang yang beriman” (QS Āli ‘Imrān: 175 )
Di antara cara menghilangkan rasa takut kepada makhluq yang diharamkan adalah:
⑴ Berlindung kepada Allāh dari bisikan syaithan.
⑵ Mengingat sabda Nabi ﷺ yang artinya:
“Ketahuilah bahwa seandainya umat semuanya berkumpul untuk memberikan manfaat kepadamu, niscaya mereka tidak bisa memberikan manfaat kecuali dengan apa yang sudah Allāh tulis, dan seandainya mereka berkumpul untuk memberikan mudharat kepadamu niscaya mereka tidak bisa memberikan mudharat kecuali dengan apa yang sudah Allāh tulis.” (HR Tirmidzi dan dishahihkan Syaikh Al Albani Rahimahullāh)
Diperbolehkan takut yang merupakan tabiat manusia, seperti:
⑴ Takut kepada panasnya api.
⑵ Takut kepada binatang buas.
Dan takut seperti ini bukanlah takut yang merupakan ibadah dan juga bukan takut yang membawa seseorang meninggalkan perintah atau melanggar larangan Allāh. Ini adalah takut yang tabiat, yang para Nabi pun tidak terlepas darinya.
❁✿❁ ════════ ❁✿❁ ════════ ❁✿❁ ════════ ❁✿❁ ════════ ❁✿❁
🔊 Halaqah 23 | Ta'at Ulama dalam Kebenaran
👤 Ustadz DR. Abdullāh Roy, MA
------------------------------------------------------------------------------------------------
👤 Ustadz DR. Abdullāh Roy, MA
------------------------------------------------------------------------------------------------
Halaqah yang ke-23 dari Silsilah kita adalah tentang “Ta’at Ulama Dalam Kebenaran”.
Ulama adalah orang-orang yang memiliki ilmu tentang Allāh dan juga agamanya, Ilmu yang membawa dirinya untuk bertaqwa kepada Allāh سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى, Mereka adalah pewaris para nabi dan kedudukan mereka di dalam agama Islam adalah sangat tinggi, Allāh telah mengangkat derajat para ulama dan memerintahkan kita untuk ta’at kepada mereka selama mereka menyeru dan mengajak kepada kebenaran dan juga kebaikan. Allāh Ta’ālā berfirman :
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا أَطِيعُوا اللَّهَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ وَأُولِي الْأَمْرِ مِنْكُمْ ۖ
“Wahai orang-orang yang beriman, ta’atlah kepada Allāh dan ta’atlah kepada Rasul dan ulil amri kalian.” (QS An Nisā: 59)
Dan ulil amri disini mencakup ulama dan juga umarā (pemerintah), menghormati mereka (yaitu para ulama) bukan berarti menta’ati mereka dalam segala hal sampai kepada kemaksiatan,
'ulama, ayyuhal ikhwah, seperti manusia yang lain. Ijtihad mereka terkadang salah dan terkadang benar.
* Kalau benar, mereka mendapatkan 2 pahala.
* Kalau salah, mereka mendapatkan 1 pahala.
Apabila jika telah jelas kebenaran bagi seorang Muslim dan jelas bahwasanya seorang ulama menyelisihi tersebut dalam sebuah permasalahan, maka tidak boleh seseorang mena’ati ulama tersebut kemudian dia meninggalkan kebenaran, Rasūlullāh ﷺ bersabda:
“Tidak ada keta’atan dalam kemaksiatan. Sesungguhnya keta’atan hanya didalam kebenaran” (Muttafaqun ‘alaih)
Apabila seseorang menta’ati ulama dalam kemaksiatan kepada Allāh, maka dia telah menjadikan ulama tersebut sebagai pembuat syariat dan bukan penyampai syariat, seperti yang dilakukan oleh orang-orang Yahudi dan Nashrani. Allāh berfirman :
اتَّخَذُوا أَحْبَارَهُمْ وَرُهْبَانَهُمْ أَرْبَابًا مِنْ دُونِ الله…
“Mereka (orang-orang Yahudi & Nasrani) menjadikan ulama dan ahli ibadah mereka sebagai sesembahan selain Allāh.” (QS At Taubat: 31)
Rasūlullāh ﷺ menjelaskan ayat ini, Beliau mengatakan:
“Ketahuilah bahwa mereka bukan beribadah kepada para ulama dan ahli ibadah tersebut, akan tetapi mereka, apabila menghalalkan apa yang Allāh haramkan, maka mereka ikut menghalalkan. Dan apabila ulama dan ahli ibadah tersebut mengharamkan apa yang Allāh halalkan maka mereka pun ikut mengharamkan.” (Hadits ini hasan diriwayatkan oleh At-Tirmidzi).
❁✿❁ ════════ ❁✿❁ ════════ ❁✿❁ ════════ ❁✿❁ ════════ ❁✿❁
🔊 Halaqah 24 | Menyandarkan Nikmat Kepada Allah
👤 Ustadz DR. Abdullāh Roy, MA
------------------------------------------------------------------------------------------------
👤 Ustadz DR. Abdullāh Roy, MA
------------------------------------------------------------------------------------------------
Halaqah yang ke-24 berjudul “Menyandarkan Nikmat Kepada Allāh”.
Termasuk keyakinan yang harus diyakini dan diingat oleh setiap Muslim bahwa kenikmatan dengan segala jenisnya adalah dari Allāh. Allāh berfirman:
وَمَا بِكُمْ مِنْ نِعْمَةٍ فَمِنَ اللَّهِ
“Kenikmatan apa saja yang kalian dapatkan maka asalnya adalah dari Allāh.” (QS An Nahl: 53)
Dan termasuk syirik kecil apabila seseorang mendapatkan sebuah kenikmatan dari Allāh kemudian menyandarkan kenikmatan tersebut kepada selain Allāh. Seperti mengatakan:
• “Kalau pilot tidak mahir niscaya kita sudah celaka.”
• “Kalau tidak ada angsa niscaya uang kita sudah dicuri.”
• “Kalau bukan karena dokter niscaya saya tidak sembuh.”
Ini semua adalah menyandarkan kenikmatan kepada sebab. Allāh berfirman:
يَعْرِفُونَ نِعْمَتَ اللّهِ ثُمَّ يُنكِرُونَهَا
“Mereka mengenal nikmat Allāh kemudian mereka mengingkarinya.” (QS An Nahl: 83)
Seharusnya dia sandarkan kenikmatan tersebut kepada Allāh, Zat yang menciptakan sebab. Seperti dengan mengatakan:
• “Kalau bukan karena Allāh niscaya kita sudah celaka.”
• “Kalau bukan Allāh niscaya uang kita sudah hilang.”
• “Kalau bukan karena Allāh niscaya saya tidak akan sembuh.”
Karena apa? Karena Allāh-lah yang memberikan nikmat keselamatan, nikmat keamanan, nikmat kesembuhan. Sedangkan makhluk hanyalah sebagai alat sampainya kenikmatan tersebut kepada kita. Kalau Allāh menghendaki niscaya Allāh tidak akan menggerakkan makhluk-makhluk tersebut untuk menolong kita. Ini semua, bukan berarti seorang Muslim tidak boleh berterima kasih kepada orang lain.
Seorang Muslim diperintah untuk mengucapkan syukur dan terima kasih kepada seseorang yang berbuat baik kepadanya karena mereka menjadi sebab kenikmatan ini. Bahkan diperintah untuk membalas kebaikan tersebut dengan kebaikan atau dengan do’a yang baik.
Namun pujian dan penyandaran kenikmatan tetap hanya kepada Allāh semata. والله تعالى أعلم
❁✿❁ ════════ ❁✿❁ ════════ ❁✿❁ ════════ ❁✿❁ ════════ ❁✿❁
🔊 Halaqah 25 | Ridha dengan Hukum Allah
👤 Ustadz DR. Abdullāh Roy, MA
------------------------------------------------------------------------------------------------
👤 Ustadz DR. Abdullāh Roy, MA
------------------------------------------------------------------------------------------------
Halaqah yang ke-25 dari Silsilah Belajar Tauhid kali ini adalah tentang “Ridha Dengan Hukum Allāh”.
Allāh Ta’āla sebagai pencipta manusia sangat menyayangi mereka, Dialah Ar-Rahmān Ar-Rahīm. Dan di antara bentuk kasih sayangNya adalah menurunkan syari’at supaya manusia mendapatkan kebahagiaan dan terhindar kesusahan didunia maupun akhirat.
Dia-lah Yang Maha Mengetahui dan Dia-lah Yang Maha Bijaksana, hukumnya penuh dengan keadilan, hikmah dan juga kebaikan, meskipun hal ini terkadang samar atas sebagian manusia.
Oleh karena itu, menjadi keharusan bagi seorang Muslim dan juga Muslimah untuk, Ridha dengan hukum Allāh, dan yakin bahwasanya kebaikan semuanya di dalam hukum Allāh.
Di dalam segala bidang kehidupan (meliputi) :
• ‘Aqidah
• Akhlaq
• Adab
• Mu’āmalah
• Ekonomi
• Kenegaraan
• Dan lain-lain.
Meng-Esakan Allāh di dalam hukum-hukumNya adalah termasuk konsekuensi tauhid, Allāh berfirman:
وَمَا كَانَ لِمُؤْمِنٍ وَلَا مُؤْمِنَةٍ إِذَا قَضَى اللَّهُ وَرَسُولُهُ أَمْرًا أَنْ يَكُونَ لَهُمُ الْخِيَرَةُ مِنْ أَمْرِهِمْ ۗ وَمَنْ يَعْصِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ ضَلَّ ضَلَالًا مُبِينًا
“Dan tidaklah pantas bagi seorang laki-laki yang mu’min dan wanita yang mu’minah apabila Allāh dan Rasul-Nya telah menetapkan sesuatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan yang lain di dalam urusan mereka.Dan barangsiapa yang mendurhakai Allāh dan Rasul-Nya maka sungguh dia telah sesat dengan kesesatan yang nyata.” (QS Al-Ahzab: 36)
Saudaraku, Alhamdulillāh dengan izin dan karunia-Nya sampailah kita pada bagian yang terakhir dari Silsilah Tauhid, yaitu bagian ke-25.
Dan dengan ini saya akhiri silsilah ini. Dan bukan berarti kita sudah merasa cukup. Apa yang disampaikan hanyalah sebagian kecil dari ilmu tauhid itu sendiri. Belajar tauhid dan mengamalkannya tidak akan berhenti sampai ajal menjemput kita.
Ikutilah majelis-majelis ilmu yang membahas tentang tauhid ini.
Bacalah buku-buku yang berkaitan dengan tauhid yang telah ditulis oleh para ulama yang terpercaya. Semoga Allāh سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى merahmati kita semua, menghidupkan dan juga mematikan kita di atas tauhid.
Jangan berhenti sampai disini dan merasa cukup, apa yang disampaikan dalam silsilah ini hanya sebagian kecil dari ilmu Tauhid.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar