3. Mengenal Rasulullah

❁✿❁ ════════ ❁✿❁ ════════ ❁✿❁ ════════ ❁✿❁ ════════ ❁✿❁
Materi Silsilah Ilmiyyah – Mengenal Rasulullah :
Halaqah 1 s.d. 7
📘 Silsilah Mengenal Rasulullah
🔊 Halaqah 01 | Pentingnya Mengenal Rasulullah
👤 Ustadz DR. Abdullāh Roy, MA
------------------------------------------------------------------------------------------------
🔊 Halaqah 01 | Pentingnya Mengenal Rasulullah
👤 Ustadz DR. Abdullāh Roy, MA
------------------------------------------------------------------------------------------------
Halaqah yang Pertama dari Silsilah Mengenal Rasūlullāh ﷺ adalah tentang “Pentingnya Mengenal Beliau ﷺ”.
Pertanyaan yang ke-2 yang setiap kita akan ditanya di alam kubur adalah tentang “Siapa Nabimu?”. Wajib atas setiap Muslim dan Muslimah untuk mengenal Nabi Muhammad ﷺ. Beliau adalah
- Muhammad Ibnu ‘Abdillāh Ibnu ‘Abdil Muththalib.
- Termasuk keturunan Nabi Ismā’īl bin Ibrāhīm ‘alayhimāssalām.
- Lahir di Mekkah Diutus menjadi Nabi yang terakhir ketika berumur 40 tahun,
- Kemudian menyampaikan risalah Allāh سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى selama 23 tahun.
- Meninggal di kota Madīnah setelah Allāh Sسُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى menyempurnakan agama ini bagi beliau ﷺ dan juga umatnya.
Mengenal Nabi Muhammad ﷺ tidaklah cukup hanya mengenal nama dan nasab Beliau ﷺ, atau menghapal keluarga dan shahābat Beliau ﷺ
Mengenal Nabi Muhammad ﷺ adalah;
⑴ Mengenal tugas Beliau sebagai seorang utusan Allāh سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى kepada kita.
⑵ Dan mengetahui apa kewajiban kita terhadap Beliau ﷺ
Allāh Subhānahu wa Ta’āla telah mengutus Beliau ﷺ kepada kita dengan membawa 4 perkara:
Perkara 1, Membawa perintah dari Allāh سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى supaya kita jalankan.
Perkara 2, Membawa larangan dari سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى supaya kita jauhi.
Perkara 3, Membawa berita dari Allāh سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى supaya kita benarkan.
Perkara 4, Membawa tatacara ibadah dari Allāh سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى supaya kita beribadah kepada Allāh dengan cara tersebut.
Kalau kita mena’ati Beliau di dalam 4 perkara ini, berarti kita pada hakekatnya telah menaati Allāh. Karena perintah, larangan, berita dan cara ibadah adalah dari Allāh سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى. Sedangkan tugas Beliauﷺ hanyalah sekedar menyampaikan kepada kita.
مَنْ يُطِعِ الرَّسُولَ فَقَدْ أَطَاعَ الله
“Barangsiapa yang menta’ati Rasul, maka sungguh dia telah mentaati Allāh.” (QS An Nisā: 80)
Dan pada halaqah-halaqah selanjutnya, insyā Allāh akan kita bahas satu per satu dari perkara di atas.
📘 Silsilah Mengenal Rasulullah
🔊 Halaqah 02 | Rasulullah Membawa Perintah dari Allah
👤 Ustadz DR. Abdullāh Roy, MA
------------------------------------------------------------------------------------------------
🔊 Halaqah 02 | Rasulullah Membawa Perintah dari Allah
👤 Ustadz DR. Abdullāh Roy, MA
------------------------------------------------------------------------------------------------
Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam sebagai seorang utusan, membawa perintah-perintah dari Allāh.
Beliau sampaikan perintah-perintah tersebut kepada kita, supaya kita jalankan sesuai dengan kemampuan kita.
Beliau shallāllahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
ﻭَﻣَﺎ ﺃَﻣَﺮْﺗُﻜُﻢْ ﺑِﻪِ فَافْعَلُوْا ﻣِﻨْﻪُ ﻣَﺎ ﺍﺳْﺘَﻄَﻌْﺘُﻢ
“Dan apa saja yang aku perintahkan kepada kalian, maka hendaklah kalian kerjakan sesuai dengan kemampuan kalian.”
(HR. Muslim)
Dan perintah Allāh Subhānahu Wa Ta’āla ada dua macam, yaitu :
❶ Wajib
❷ Sunnah (dianjurkan)
· WAJIB ·
Amalan yang wajib apabila kita tinggalkan maka berdosa, seperti:
√ sholat 5 waktu
√ puasa ramadhan
√ haji bagi yang wajib
√ memakai hijab bagi wanita
√ dan lain-lain.
Maka ini adalah amalan-amalan yang wajib.
· SUNNAH ·
Adapun amalan yang sunnah maka bila tidak dikerjakan seseorang tidak berdosa, seperti:
√ sholat rowatib
√ sholat dhuha
√ puasa senin dan kamis
√ puasa Nabi Dawud
√ dan juga amalan-amalan sunnah yang lain.
Kita kerjakan perintah-perintah tersebut, sesuai dengan kemampuan kita, misal:
√ Apabila kita tidak mampu sholat wajib dengan berdiri, maka kita duduk.
√ Apabila seseorang tidak mampu melaksanakan shalat berjamaah di masjid karena sakit, maka silakan dia melaksanakan shalat tersebut di rumahnya.
√ Apabila seseorang tidak mampu berpuasa Ramadhan karena sakit atau bepergian, maka bisa dia ganti pada hari-hari yang lain.
√ Orang yang tidak mampu sholat malam 11 raka’at, maka dia bisa sholat malam lebih sedikit dari itu.
√ Orang yang tidak mampu berpuasa Nabi Dawud ‘alaihissalām, maka bisa berpuasa dengan puasa yang lebih ringan dari itu.
Dan Allâh Subhanahu wa Ta’ala tidaklah memerintah kita dengan sebuah perintah, kecuali di dalam perintah tersebut ada hikmah dan juga kebaikan bagi kita semua.
Itulah yang bisa kita sampaikan pada halaqoh yang ke-2 ini & sampai bertemu kembali pada halaqah selanjutnya
📘 Silsilah Mengenal Rasulullah
🔊 Halaqah 03 | Rasulullah Membawa Larangan-larangan dari Allah
👤 Ustadz DR. Abdullāh Roy, MA
------------------------------------------------------------------------------------------------
🔊 Halaqah 03 | Rasulullah Membawa Larangan-larangan dari Allah
👤 Ustadz DR. Abdullāh Roy, MA
------------------------------------------------------------------------------------------------
Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam sebagai seorang utusan membawa larangan-larangan dari Allāh Subhānahu Wa Ta’āla.
Beliau sampaikan larangan-larangan tersebut kepada kita semua supaya kita menjauhi.
Beliau shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda :
مَا نَهَيْتُكُمْ عَنْهُ فَاجْتَنِبُوْهُ
“Apa yang aku larang maka hendaklah kalian jauhi.” (HR. Muslim)
Dan larangan Allāh Subhānahu Wa Ta’āla ada 2 macam :
❶ Haram
❷ Makruh yaitu dibenci.
Larangan yang haram apabila dikerjakan maka berdosa, seperti :
· berzina,
· membunuh tanpa haq
· riba
· berdusta
· ghibah (membicarakan orang lain)
· sihir
· perdukunan
· minum minuman keras dan lain-lain.
Adapun larangan yang makruh, maka apabila dikerjakan perbuatan tersebut dibenci akan tetapi tidak sampai kepada dosa, seperti misalnya :
· memakan bawang merah dan bawang putih dalam keadaan masih mentah
· makan minum dengan bersandar
· tidur sebelum shalat Isya dan lain-lain.
Kita sebagai seorang muslim dan juga muslimah hendaklah meninggalkan larangan-larangan tersebut dan yakin bahwasanya Allāh Subhānahu Wa Ta’āla tidaklah melarang sesuatu kecuali di sana ada hikmahnya dan ada kebaikan bagi diri kita.
Terkadang kita mengetahui hikmah tersebut dan terkadang kita tidak mengetahuinya.
Itulah yang bisa kita sampaikan pada halaqoh yang ke-3 ini, dan sampai bertemu kembali pada halaqoh selanjutnya.
📘 Silsilah Mengenal Rasulullah
🔊 Halaqah 04 | Rasulullah Membawa Berita dari Allah
👤 Ustadz DR. Abdullāh Roy, MA
------------------------------------------------------------------------------------------------
🔊 Halaqah 04 | Rasulullah Membawa Berita dari Allah
👤 Ustadz DR. Abdullāh Roy, MA
------------------------------------------------------------------------------------------------
Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam sebagai seorang utusan, di antara tugasnya adalah membawa berita-berita dari Allāh Subhānahu Wa Ta’āla;
• Baik berupa berita-berita masa lalu seperti kisah-kisah para Nabi dan umat-umat terdahulu,
• Maupun berita dari masa yang akan datang, seperti kejadian setelah mati dan kejadian-kejadian di hari akhir.
Kewajiban kita sebagai seorang yang beriman adalah membenarkan berita-berita tersebut, bila memang dalilnya shahih.
Allāh Subhānahu Wa Ta’āla berfirman :
وَمَا يَنطِقُ عَنِ ٱلۡهَوَىٰٓ (٣) إِنۡ هُوَ إِلَّا وَحۡىٌ۬ يُوحَىٰ (٤)
“Dan tidaklah (beliau, Muhammad) berbicara dari hawa nafsunya. Tidaklah ucapan (beliau, Muhammad) kecuali wahyu yang diwahyukan kepada beliau”. [QS An-Najm 3-4]
Kalau kita benarkan Beliau shallallāhu ‘alayhi wa sallam maka sebenarnya kita telah membenarkan Allāh. Dan kalau kita dustakan Beliau, maka sebenarnya kita telah mendustakan Allāh Subhānahu Wa Ta’āla.
Akal yang sehat tidak akan bertentangan dengan dalil yang shahih. Apabila dalil yang shahih sepertinya tidak masuk akal, maka ketahuilah bahwasanya kekurangan ada di dalam akal kita yang memang sangat terbatas, bukan pada dalil.
Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam dikenal oleh kaumnya sebagai orang yang jujur semenjak Beliau belum diutus sebagai Nabi.
Tidak pernah beliau sekalipun berdusta baik kepada anak kecil, sebaya, maupun kepada orang tua. Baik ketika bercanda maupun dalam keadaan sungguh-sungguh.
Apabila Beliau shallallāhu ‘alayhi wa sallam tidak berani untuk berdusta atas nama Beliau dan juga atas nama manusia, maka bagaimana Beliau shallallāhu ‘alayhi wa sallam berani berdusta atas nama Allāh Subhānahu Wa Ta’āla Rabbul ‘Ālamīn.
📘 Silsilah Mengenal Rasulullah
🔊 Halaqah 05 | Rasulullah Membawa Tata Cara Beribadah dari Allah
👤 Ustadz DR. Abdullāh Roy, MA
------------------------------------------------------------------------------------------------
🔊 Halaqah 05 | Rasulullah Membawa Tata Cara Beribadah dari Allah
👤 Ustadz DR. Abdullāh Roy, MA
------------------------------------------------------------------------------------------------
Allāh Subhānahu Wa Ta’āla ketika mengutus seorang Rasul untuk menyampaikan perintah beribadah, juga mengutus Rasul tersebut untuk menyampaikan TATA CARA ibadah tersebut.
Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam membawa perintah shalat dari Allāh Subhānahu Wa Ta’āla dan juga membawa tatacaranya.
Membawa perintah puasa dari Allah Subhanahu Wa Ta’ala dan juga membawa tatacaranya.
Cara ibadah tidak diserahkan kepada akal kita masing2 atau kepada budaya atau kepada guru kita, akan tetapi tatacara ibadah adalah dari Allāh Subhānahu Wa Ta’āla melalui lisan RasulNya shallallāhu ‘alayhi wa sallam.
Dan Allāh tidak menerima amal ibadah KECUALI yang dilakukan sesuai dengan cara yang telah diajarkan oleh Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam.
Beliau shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda :
مَنْ عَمِلَ عَمَلاً لَيْسَ عَلَيْهِ أَمْرُنَا فَهُوَ رَدٌّ
“Barang siapa yang mengamalkan sebuah amalan yang tidak ada dalilnya dari kami maka amalan tersebut tertolak.” (Hadits shahih diriwayatkan oleh Imam Muslim rahimahullāh)
Barang siapa yang mengaku sebagai pengikut Nabi Muhammad shallallāhu ‘alayhi wa sallam maka hendaklah dia mencukupkan diri dengan ibadah yang sudah beliau ajarkan.
Tidak boleh dia membuat ibadah yang baru yang tidak diajarkan Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam dan tidak boleh dia beribadah kecuali setelah yakin bahwa dalilnya shahih.
Alhamdulillah semua ibadah yang mendekatkan diri kita kepada surga telah Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam ajarkan.
Beliau pernah mengatakan :
مَا بَقِيَ شَيْءٌ يُقَرِّبُ مِنَ الْجَنَّةِ، ويُبَاعِدُ مِنَ النَّارِ، إِلَّا وَقَدْ بُيِّنَ لَكُمْ
“Tidaklah tersisa sesuatupun yang mendekatkan diri kepada surga dan menjauh diri dari neraka kecuali sudah diterangkan kepada kalian.” (Hadits shahih diriwayatkan Thabrani di dalam Al-Mu’jamil Kabīr)
Lebih baik seseorang beribadah sedikit tetapi berdasarkan dalil yang shahih daripada dia beribadah yang banyak akan tetapi tidak berdasarkan dalil yang shahih.
📘 Silsilah Mengenal Rasulullah
🔊 Halaqah 06 | Mengenal Inti Dakwah Rasulullah
👤 Ustadz DR. Abdullāh Roy, MA
------------------------------------------------------------------------------------------------
🔊 Halaqah 06 | Mengenal Inti Dakwah Rasulullah
👤 Ustadz DR. Abdullāh Roy, MA
------------------------------------------------------------------------------------------------
Inti dakwah beliau adalah sama dengan inti dakwah Nabi-nabi sebelum beliau yaitu mengajak manusia untuk mengesakan Allah di dalam beribadah dan meninggalkan kesyirikan.
Allah berfirman :
(وَمَا أَرْسَلْنَا مِنْ قَبْلِكَ مِنْ رَسُولٍ إِلَّا نُوحِي إِلَيْهِ أَنَّهُ لَا إِلَٰهَ إِلَّا أَنَا فَاعْبُدُونِ)
Dan Kami tidak mengutus seorang rasulpun sebelum kamu melainkan Kami wahyukan kepadanya: “Bahwasanya tidak ada Tuhan (yang hak) melainkan Aku, maka sembahlah olehmu sekalian akan Aku”. (QS. Al Anbiya’ : 25)
Allah berfirman tentang nabi Nuh rasul yang pertama :
(لَقَدْ أَرْسَلْنَا نُوحًا إِلَىٰ قَوْمِهِ فَقَالَ يَا قَوْمِ اعْبُدُوا اللَّهَ مَا لَكُمْ مِنْ إِلَٰهٍ غَيْرُهُ إِنِّي أَخَافُ عَلَيْكُمْ عَذَابَ يَوْمٍ عَظِيمٍ)
Sesungguhnya Kami telah mengutus Nuh kepada kaumnya lalu ia berkata: “Wahai kaumku sembahlah Allah, sekali-kali tak ada Tuhan bagimu selain-Nya”. Sesungguhnya (kalau kamu tidak menyembah Allah), aku takut kamu akan ditimpa azab hari yang besar (kiamat). (QS. Al A’raf : 59)
Ucapan yang semakna juga diucapkan oleh nabi setelah beliau. Allah berfirman :
وَإِلَىٰ عَادٍ أَخَاهُمْ هُودًا ۗ قَالَ يَا قَوْمِ اعْبُدُوا اللَّهَ مَا لَكُمْ مِنْ إِلَٰهٍ غَيْرُهُ ۚ
Dan (Kami telah mengutus) kepada kaum ‘Aad saudara mereka, Hud. Ia berkata: “Hai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada Tuhan bagimu selain dari-Nya. [Surat Al-Araf 65]
وَإِلَىٰ ثَمُودَ أَخَاهُمْ صَالِحًا ۗ قَالَ يَا قَوْمِ اعْبُدُوا اللَّهَ مَا لَكُمْ مِنْ إِلَٰهٍ غَيْرُهُ ۖ
Dan (Kami telah mengutus) kepada kaum Tsamud saudara mereka Shaleh. Ia berkata: “Hai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada Tuhan bagimu selain-Nya. [Surat Al-Araf 73]
وَإِلَىٰ مَدْيَنَ أَخَاهُمْ شُعَيْبًا ۗ قَالَ يَا قَوْمِ اعْبُدُوا اللَّهَ مَا لَكُمْ مِنْ إِلَٰهٍ غَيْرُهُ ۖ
Dan (Kami telah mengutus) kepada penduduk Mad-yan saudara mereka, Syu’aib. Ia berkata: “Hai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada Tuhan bagimu selain-Nya. [Surat Al-Araf 85]
Demikian pula Nabi Shallallahu alaihi wasallam selama 10 tahun pertama beliau berdakwah kepada tauhid dan mengingatkan manusia dari kesyirikan kemudian turunlah kewajiban shalat 5 waktu pada tahun kesepuluh kenabian dan tidak disyariatkan kebanyakan syariat kecuali di kota Madinah ketika manusia sudah memiliki aqidah yang kuat, tauhid yang benar seperti puasa ramadhan, zakat, haji, adzan dan lain-lain.
Yang demikian karena amal ibadah tidak diterima oleh Allah kecuali bila dalam diri seseorang ada tauhid. Oleh karena itu wasiat Nabi kepada Muadz bin Jabal saat diutus ke Yaman “Hendaknya engkau mengajak kepada syahadat laa ilaha illallah” dan sampai akhir hayat beliau berusaha menjaga tauhid dan membentengi umat dari kesyirikan.
5 hari sebelum beliau meninggal dunia, beliau mengingatkan umat islam bahwa orang-orang sebelum mereka dahulu menjadikan kuburan Nabi-nabi mereka sebagai tempat ibadah atau masjid. Maka Nabi melarang menjadikan kuburan sebagai masjid (HR. Muslim)
Yang demikian karena membangun masjid diatas kuburan adalah pintu menuju kesyirikan. Semua ini menunjukkan bahwasanya inti dakwah Rasulullah adalah tauhid.
📘 Silsilah Mengenal Rasulullah
🔊 Halaqah 07 | Mengenal Rasulullah sebagai Rasul Terakhir
👤 Ustadz DR. Abdullāh Roy, MA
------------------------------------------------------------------------------------------------
🔊 Halaqah 07 | Mengenal Rasulullah sebagai Rasul Terakhir
👤 Ustadz DR. Abdullāh Roy, MA
------------------------------------------------------------------------------------------------
Nabi meninggal pada tahun ke 11H setelah menyempurnakan tugas menyampaikan risalah dari Allah. Beliau meninggal dunia sebagaimana manusia yang lain meninggal dunia.
Allah berfirman :
(كُلُّ نَفْسٍ ذَائِقَةُ الْمَوْتِ ۗ
Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati.[Surat Ali Imran 185] dan Allah berfirman:
(إِنَّكَ مَيِّتٌ وَإِنَّهُمْ مَيِّتُونَ)
Sesungguhnya kamu akan mati dan sesungguhnya mereka akan mati (pula). [Surat Az-Zumar 30]
Nabi adalah Rasl terakhir, tidak ada rasul sepeninggal beliau. Allah berfirman :
(مَا كَانَ مُحَمَّدٌ أَبَا أَحَدٍ مِنْ رِجَالِكُمْ وَلَٰكِنْ رَسُولَ اللَّهِ وَخَاتَمَ النَّبِيِّينَ ۗ
Muhammad itu sekali-kali bukanlah bapak dari seorang laki-laki di antara kamu, tetapi dia adalah Rasulullah dan penutup nabi-nabi. [Surat Al-Ahzab 40]
Dalil-dalil dari hadits nabi bahwa beliau sebagai Nabi terakhir mencapai derajat muttawātir. Dan sebagian ulama mengatakan “kalau seseorang tidak mengetahui bahwa nabi Muhammad adalah nabi terakhir maka dia bukan muslim”, karena ini termasuk perkara yang diketahui secara darurat dalam agama Islam.
Diantara hadits yang menunjukkan bahwa nabi Muhammad adalah nabi yang terakhir adalah.
“sesungguhnya akan ada diantara umatku 30 orang pendusta semuanya mengaku sebagai nabi. Dan aku adalah penutup para nabi dan tidak ada nabi setelahku” (HR. Abu Dawud, shohih)
Dan didalam sebuah hadits yang mutafaqun alaih :
وَ أَنَا الْعَاقِبُ الَّذِي لَيْسَ بَعْدَهُ أَحَدٌ
“dan aku adalah Al Aqib (yang terakhir) yang tidak ada setelahnya nabi. Meskipun nabi Muhammad meninggal dunia, Allah akan menjaga agama ini dengan menjaga sumbernya yaitu Al-Quran dan Hadits dan menyiapkan para ulama amanah (menyampaikan keduanya kepada umat.
Allah berfirman :
(إِنَّا نَحْنُ نَزَّلْنَا الذِّكْرَ وَإِنَّا لَهُ لَحَافِظُونَ)
Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al Quran, dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya. [Surat Al-Hijr 9] dan Nabi bersabda :
إِنَّ الْعُلَمَاءُ وَرَثَةُ الْاَنْبِيَاءِ،إِنَّ الأَ نْبِيَاَءَ لَمْ يُوَ رِّثُوا دِينَارًا وَلَا دِرْهَمًا إِنَّمَاوَرَّ ثُوا الْعِلْمَ
“para ulama adalah pewaris para nabi” (HR Abu Daud, Tirmidzi dan Ibnu Majah dan dishahihkan oleh Syaikh Al Albani)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar